Rabu, 23 November 2016

Tunggu aku edelweiss




Perjalanan seorang diri yang terasa begitu nikmat karena ditengah kesibukan rutinitas yang terjadi saat ini masih sempat untuk melakukan perjalanan ulangan yang sering dilalui dengan mobil, yah tujuan kali ini sudah sering saya lakukan dengan moda akomodasi roda empat dan lewat jalur bebas hambatan yang palingan hanya memakan waktu ±4 jam untuk sampai dilokasi. Kali ini si charming glinding lagi, tepatnya tanggal 5 November 2016. Disaat Jakarta ramai akan aksi unjuk rasa pemimpin mereka yang terduga sebagai penista agama, saya justru memilih melakukan perjalanan luar kota. Sebetulnya jikalau menggunakan jalan utama jarak hanya ±300km an. Tapi saya memilih jalan yang agak lebih jauh, Seorang teman yang tinggal disana sudah mengajak untuk berangkat bareng dari cianjur tapi saya menolak karena dia pakai mobil dan supir, nanti kasian supirnya disuruh bawa charming ke Cirebon xixixixixi.
Setelah semua selesai di chek perjalanan dimulai jam 10 pagi menuju Cianjur via Jonggol, dan masuk kearah Purwakarta melewati Janggari. Jalan yang ok dan berkelok memaksa si charming menari nari hingga azan sholat jumat memaksa untuk berhenti dan sekalian lanjut makan siang. Lepas itu perjalanan dilanjutkan kearah bandung tapi sudah sedari awal saya memang memilih lewat jalur yg menuju subang via Wanayasa, sebelum itu sempat isi pertamax Rp.100.000,- untuk kebutuhan perjalanan. Ternyata jalannya asik banget sepi dan cendrung teduh hingga akhirnya sebelum keluar Sumedang jalannya dah kayak sirkuit belok beloknya, ampe pegel! kalau tidak salah daerah Cikalong. Setelah mendapati tempat yang enak untuk beristrahat di sebelah sungai Cimanuk daerah Tomo, Majalengka untuk sekedar melepas dahaga dengan degan, perjalanan dilanjutkan langsung menuju Batu luhur ( kawasan wisata baru di cirebon ) untuk menunggu teman yang tadi di cianjur sampai. waktu sampai adalah jam 8 malam dan cuaca di kisaran 18 derajat tidak butuh alasan lagi untuk tidak memesan mie instan pake telor xixixixi. 


Jalur di pinggiran Cirata

Waduk Cirata

Jalan Menuju Bandung

Di daerah Subang banyak sekali penjual Nanas, karna daerah ini termasuk penghasil Nanas yang manis dan enak.

Istrahat Di tepian sungai Cimanuk

 Pemandangan Cirebon dari ketinggian di warungnya seorang sahabat


Sekitar jam 12an teman yang dinanti tiba dan mengajak untk melanjutkan perjalan menuju bukit 1000 bintang, tapi saya memilih tidur disini saja karna pastinya di atas sana ( bukit 1000 bintang ) cuaca akan lebih exstream lagi.

Setelah pagi datang saya langsung menuju air terjun yang langsung jatuh di setu tespomg, dan melanjutkan ke mata air pujangga. 

Air terjun Tespong, ada dua satu lagi disisi sebelahnya, tapi lupa kepoto

Setu Tespong yang airnya jatuh langsung dari mata air Pujangga yang melalui Curug Tespong terlebih dahulu.

Nah ini mata air Pujangga, yang konon aliran airnya hanya seperempatnya saja untuk memenuhi kebutuhan daerah Cirebon.


Ternyata sahabat yg dinanti sudah datang karena semalam dia pamit pulang dulu untuk bertemu keluarganya dan langsung mengajak untuk menuju bukit 1000 bintang dengan naik mobil 4 x 4. Karna memang hanya kendaraan jenis ini yang boleh untuk naik dan menapaki jalur. Tapi pengecualian untuk charming karena undangan dari dari pengelola tempat wisata langsung. Jalan menuju lokasi sangat menantang dengan balutan tanah dan batu batu cadas dan memang lebih cocok untuk kendaraan yang bermodel trail, tapi saya rasa metic juga bisa yang penting modal nekadnya banyak. Ada hal yang menarik dari kunjungan saya sebelumnya ialah sudah terdapat tempat penginapan berupa bangunan permanen dan toilet umum saat ini di lokasi. Bahkan ada turis dari vietnam yang datang untuk berkunjung. Di tambah jalur menuju taman edelweiss sudah terbuka luas, nah dari jalan untuk melihat bunga abadi hanya diperlukan beberapa langkah, tentu tindakan ini harus dilandasi dengan keinginan menjaga dan melestarikan tanaman ini dengan tidak mengambilnya untuk kebutuhan pribadi. Maklum banyak sekali orang yang jahil dan tidak bertanggung jawab sering memanfaatkan hal ini untuk mencuri dan merusak hal yang harusnya lestari. untuk itu bila anda berkunjung ketempat ini jangan lupa untuk hanya mengambil foto saja, balik lagi ketempat areal utama dari resort ini yaitu sibukit 1000 bintang, disini kita bisa mendirikan tenda untuk bisa melihat indahnya pemandangan kota cirebon dan megahnya taburan bintang diatas gunung ciremai. Hal yang sangat jarang sekali saya lihat dikota besar dikala bintang tanah dan langit bersatu. tapi pemandangan itu saya lewati hari ini karena ada keperluan yang harus di urus di kota cirebon pada malamnya.
Minggu pagi sebelum pulang sahabat menawarkan agar sebelum pulang dipijit terlebih dahulu, hal yang sulit untul ditolak kwakakakakak. Akhirnya jam 1 siang setelah pijit dan makan langsung saya menuju rumah yang katanya gps hanya 341km saja. jalan menuju kadipaten dan dilanjut tembus sumedang dan cadas pangeran akhirnya macet didaerah entah saya lupa dan langit menunjukan gelapnya saya memilih mampir ke rumah sahabat Ade Genta, untuk sekedar berteduh eh malah dikasih hotwheals dan makan kwakakak. Keasikan ngobrol akhirnya saya pamit jam 10 malam menuju rumah dan sampai jam 12an langsung nonton inter milan 

Terlihat tenda dimana itu adalah spot dari bukit 1000 Bintang


Jalan menuju lokasi, cocok untuk poto prawed.

Disini tuh paling asik bakaran dan seduh kopi dan teh

Kemegahan Gunung Ciremai dikala pagi


Indahnya taburan langit malam

Pemandangan Cirebon diwaktu malam

Kang mas Ade "Brutus" Genta (padahal genta kan tokoh ditektif cilik di Konan)

Klik disini untuk melihat pesona lain dari Bukit 1000 Bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar