Rabu, 14 Desember 2016

#RanauRendezvous2016




Riding akhir tahun, ya karena akhir tahun ini kerjaan padat siap menanti yang menguras tenaga dan pikiran sampai awal tahun 2017.... Acara yang paling menarik ialah datang ke acara forum Nusantaride di danau Ranau (palembang) dikarenakan perjalanan ini adalah yang pertama buat saya ke arah sana. Persiapan sudah dilakukan sebulan sebelum keberangkatan dengan mencari tahu keberangkatan kapal dari Priuk. Kemudian membeli n max yang rencananya digunakan untuk berangkat kesana.
Menjelang hari H seperti biasa chek up motor untuk disiksa, karena si n max tak kunjung datang, kalaupun datang birokrasi STNK pastinya akan memakan waktu. Hari jumat berangkat menuju kantor dengan berbekal amunisi menuju Ranau, dengan harapan berangkat kapal jam 4. Karena urusan kerjaan tak kunjung selesai maka keberangkatan di undur dulu saja jadi jam 12 malam. Sebab menyebrang dari Merak bukan tujuan saya, setelah pulang, baru dari Bakauhuni menuju Merak ( dibalik) akan lebih dekat ke rumah dikarenakan lebih singkat jaraknya. Untuk membunuh waktu saya sempat kan menonton film yang sekuel selalu saya ikuti hingga seri ke lima ini, film selesai langsung melihat kearah jam dan ternyata menunjukan waktu sudah jam 10:30 saya harus ambil motor dulu ke kantor untuk langsung gas Priuk. 
Menuju pelabuhan penyedia layanan penyebrangan kapal dari Priuk - Panjang sulit juga karena banyak yang tidak paham, orang cendrung mengarahkan ke kapal Pelni dan itu membuat saya bingung dan kehabisan waktu, untung setelah diberi tahu satuan pengamanan pelabuhan bahwa lokasi kapal berada di belakang pabrik Bogasari semua tampak jelas dan dermaga ini ditandai di google maps dengan nama dermaga ex presiden. Singkat cerita harga yang harus dibayarkan untuk jasa penyebrangan yang memakan waktu ± 10 jam ini adalah Rp.115.000,-
Sebelum naik saya sempat kan membeli perbekalan untuk persiapan selama di kapal, karena biasanya harga di atas kapal lebih mahal. Hal mengejutkan ternyata saya Bertemu dengan kawan Duta dan Agoy, dua orang yang sudah saya kenal dari awal ketika ikut ikutan dengan forum ini. Betul juga jargon dari Nusantaride "tidak ada orang asing, hanya teman yang belum ketemu" yah ini membuat perjalanan terasa menyenangkan karena saya bisa banyak belajar dari Agoy yang sudah banyak mengukur tanah dan aspal di indonesia, ditambah Duta yang sudah sering jalan bareng tapi semenjak selesai rally andalas November 2016 sudah tidak pernah berjumpa dan berkomunikasi lagi (kecuali kawinan ocos).
Kehangatan diatas meja kapal terasa sekali dan mba Ika (istri Duta) juga sudah saya kenal dari hubungan pertemanan juga urusan kantor. Semakin hangat obrolan ini datang seseorang yang ikut menanyakan tujuan, walau pun sebetulnya ketika parkir motor orang tersebut sempat tanya tujuan ke acara NR kah? Saya jawab dengan iya, sambil senyum dan melengos pergi. Ternyata dia sudah berkawan di facebook dengan saya dan lagi lagi karena forum NR. Akhirnya Uda Hendra Yoska Tanjung bergabung satu meja dengan kami kemudian tidak lama kapal berlayar kami semua tertidur di meja itu juga, karena kamar yang bisa disewa sudah penuh. Untuk informasi kapal tersebut menyediakan layanan kamar yang harganya berawal dari 200 hingga 600 ribu. Ditambah ada kantin yang selalu buka selama pelayaran berlangsung.
Pagi hari kami terbangun dan langsung merencanakan riding bersama walaupun awalnya dari kami akan melakukan perjalanan seorang diri saja, point pertama adalah rumah orang tua dari Duta untuk menitipkan Mba Ika yang datang mengunjungi mertua ( Dutanya pergi soalnya ) lalu lanjut langsung Ranau. Simpel aja sih turun kapal jam 1 ( kapal jalan jam 2, ngaret dari jadwal) langsung sampai rumah orangtua Duta dan tidak lupa makan tekwan dan pempek buatan mamah Duta yang sangat enak ( jujur nih pempek enak banget dulu waktu kesini bareng istri dan anak mereka nambah terus, tentu ini menjadi kesan yang mendalam karena selain nikmat keramah tamahan orang tua Duta membuat saya teringat terus ).

Lampung sudah dekat


Ketemu di kapal


Santapan nikmat dirumah orang tua Duta


Alhasil perjalan jam 2 siang kita awali dari Kedaton Lampung menuju Ranau via lintas barat. Awalnya kami sempat tercecer karena jalan macet dan belum mengenal satu sama lain hanya saya dan Duta didepan tapi Agoy dan Uda Tanjung hilang entah kemana dan salah arah di pertigaan akhirnya kami berinisiatif mengejar dan ketemu dengan mereka, itu aja sih ngak kompak nya tim ini selebihnya tidak ada RC / Sweeper / Anggota dalam rombongan semua bebas didepan selama sanggup aja. Silih berganti kami bertukar posisi dikarenakan tiba tiba si RC mentok ato tercecer jadinya di susul, karena pada intinya kami berempat mulai menakar kemampuan masing masing rider dan motornya. Sehingga kami sadar ini bukan balapan atau unjuk kehebatan hanya aksi buka gas dengan kecepatan konstan. Bahkan hanya satu sekali istirahat di mini market (10 menit) sebelum kami sampai di hutan bukit barisan jam 4 sore dan keluar jam 5 sampai sebuah insiden kecil membuat uda Tanjung keluar jalan dan mengnonaktifkan windshieldnya. Sebatang langsung jalan lagi karena tujuan masih jauh sampai akhirnya magrib saya bertemu rombongan cumi dan jo di Krui. Perjalan kami lanjutkan dengan total 8 kendaraan menuju liwa hingga akhirnya di daerah muara 2 saya dan Duta tancap gas karena tidak betah dengan celana basah, maklum hujan hujanan ngak pakai jas hujan.
Tak jauh dari tempat kami meninggalkan rombongan ternyata tempat acara sudah dekat dan ramai penuh sesak oleh tenda tenda para sahabat yang lebih dulu sampai dan kami bertemu dengan teman teman yang sudah biasa saling ledek di dunia maya. Selang beberapa menit kemudian rombongan yang lain sampai juga dan motor Agoy menjadi sorotan karena spek motor yang tidak ada di pasaran, karena spek yang dia gunakan merupakan prototype dari pabrikan TVS.
Hal yang pertama saya lakukan adalah mencari penginapan karena kami berempat memang sudah niatan tidak tidur di tenda, beruntung panitia mencari tempat yang strategis kali ini dimana lokasi menenda bersebelahan dengan bungalauw yang bisa disewa dan harganya terjangkau untuk kami ber empat yaitu Rp.440.000,- dengan sarapan pagi untuk dua orang, adapun penambahan sarapan hanya Rp. 15.000,- sahaja. Tentu saja ini kami bagi berempat yang hasil biayanya jadi lebih ringan. Sebelum tidur di kamar yang luas ini ( kamar tidurnya saja bisa untuk kami berempat ) kami mencari makan malam tak jauh dari lokasi dan setelahnya langsung mandi dan istirahat untuk mengembalikan stamina yang terkuras.

Akhir dari windshield


Ngisi waktu di jalan, poto by Agoy


Sampe juga


Pagi yang indah diawali dengan sarapan dan canda tawa bersama teman teman ada yang sudah siap siap pulang, ada yang baru datang wah pokoknya seru lah dan tempat menginap kami menjadi tempat terbuka untuk teman teman yang memerlukan mck.
Setelah siang menjelang perjalanan kami lanjutkan untuk pulang jam 2 siang dan dimulai lah drama ini. Dari awalnya ban uda Tanjung yg kempes kemudian sistim pengereman belakang charming yang jebol begitu juga Agoy. Ditambah Duta yang menghilang gegara ngeladenin akamsi kebut kebutan. Hahahahahah. Setelah menyusuaikan untuk kembali grup riding kami mampir ke Krui untuk memperbaiki cakram charming dan apache prototype yang makan waktu satu jam (si charming ini yg lama) akhirnya kami lanjutkan dan keasikan memacu adrenalin dengan tak henti hentinya menarik gas, entah mengapa si charming mendadak mati. Dugaan sih spul mati karena pas ganti busi dan cdi masih tetep mati. Ok fix storing karena jarak yang harus ditempuh adalah 177km. Dan posisi sudah Magrib tapi bukan maen tidak ada wajah tegang dan panik dari kami semua cukup isi perut lalu pikirkan apa yang terjadi kemudian, sempat pak polisi menawarkan untuk menunggu pick up di kantor polisi tapi Agoy punya ide exstream, charming ditarik saja oleh motor TVS prototypenya saja sekalian tes motor ucapnya, dan hebatnya lagi dia Bawa tali Nautical robe yang bentuknya kecil tapi kekuatannya luar biasa walaupun panjangnya cuma 4 meter tapi menjadi juru selamat. Awalnya saya sempat ragu karena hal yang kami lalukan adalah hal beresiko tinggi, karena :
*Jarak tempuh yang jauh
*Tidak yakin dengan kekuatan tali
*Medan yang menanjak dan berliku (bukit barisan coy ditambah tanjakan mayat yang melegenda)
*Daerah hutan lindung, dipastikan tidak ada rumah
*Hanya motor 200cc yang narik dengan beban tarikan ±300kg (motornya kok yang berat)
*Belum pernah jalan bareng

Motor prototype


 



Masalah pertama, cakram ngebul


Foto dulu sebelum badai masalah


Ah tapi itu cuma teori kami berempat saling mengisi dalam perjalanan ini Duta dan Uda Tanjung silih berganti berada di depan dan belakang sementara Agoy sibuk menahan liarnya motor prototypenya. Dan luar biasa kami melibas berbagai medan jalan dengan kondisi tersebut selama 4'5 jam non stop sampai di pelabuhan Panjang kota Lampung. Dimana kami sampai jam 11:30 malam dan dikecewakan petugas bahwa tiket sudah tidak bisa dijual. Namanya juga persatuan penjahat yang ada tuh tukang tiket diintimidasi kami ber 4 hingga akhirnya menyerah dan memberikan 4 tiket kami, ditambah ada 3 orang lagi yang ikut beli tiket, ketiga orang ini juga ikut acara di Ranau, sayang lupa kenalan.
Sesampainya dikapal ternyata ini kapal yang kami naiki sewaktu berangkat, maklum jadwal kapal ini hanya ada tiga kali karena kapal sendiri hanya ada 3. Yah walaupun tiga panjangnya hampir mencapai 200 meter dan perlu untuk di tarik kapal yang lebih kecil untuk bersandar/meninggalkan dermaga. Dikapal kami bertemu teman teman d'lenong dari Bekasi. Kapal baru melepaskan jangkar jam 3:30an menuju Priuk. Sesampainya bongkar muat terganggu dengan nyangkutnya truk  di pintu keluar masuk kapal yang memakan waktu  2 jam. Hingga akhirnya bisa keluar dan pergi kejalan raya untuk berpisah dan memesan Go.box mengangkut Charming ke rumah, karena bengkel langganan tutup di tanggal merah, akhirmya Charming masih ngegeletak tak berdaya di garasi. Sekian.

Posisi ditarik, 177 km


Aktifitas di dalam tenda, eh kapal maksudnya

Terimakasih untuk rekan seperjalan dadakan kali ini, Karena kalian sangat berarti.

Foto team senam ranau 2016. đŸ“·baong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar