Selasa, 22 September 2015

Munara dan cerita mitosnya


Munara dan cerita mitosnya

Sehari sebelum berangkat saya dan beberapa teman sempat bertemu di acara Akikaha putranya Brav dan sempat berencana untuk riding santai ke arah cianjur saja karena tidak memakan waktu yang lama disebabkan minggu sore saya mau nonton tim kesayangan bertanding di TV. Beberapa alternative sempat terpikirkan sampai akhirnya tidak ada kejelasan satu sama lain. Daripada tidak jadi jalan mending jalan sendiri aja, akhirnya pada hari minggu 20 September 2015, setelah sholat subuh saya mencoba menyapa teman teman di grup whats up PADI (piknik asik di Indonesia) Fuad dan Dinar langsung nyaut dan bersiap untuk bertemu di depan komplek perumahan mereka.
Setelah bertemu saya sempatkan untuk menghubungi Moncos yang memberi ide berangkat kesini, berulangkali di telepon tapi tidak diangkat. Ya sudah daripada keburu siang perjalanan kita lanjutkan langsung menuju Gunung Munara.
Hanya sekitaran 30 menit kita sudah sampai di tempat parkiran melewati deru dan debu jalanan rumpin yang memaksa shok charming bekerja lebih dari biasanya. Betapa terkejutnya dengan ratusan kendaraan roda 2 yang sudah terparkir rapih ditempat ini, mengingat sekitar 2 tahun yang lalu tempat ini masih becek, sepi, dan horror. Untuk retrebusi masuk area pun sudah dikelola oleh desa setempat dan dikenakan biaya masuk 10 ribu, yang paling berkesan dari pos pada pintu masuk ini adalah himbauan untuk memastikan puntung rokok yang kita buang sudah benar benar mati dan di buang pada tempatnya. Ini dikarenakan musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan banyaknya daun daun kering yang dengan sangat mudah menjadi isolator bagi api.
Selepas membayar tiket masuk kita akan berjalan melewati jembatan bamboo yang dibawahnya terdapat aliran sungai kecil yang sedang kering, entah apa nama kali tersebut. Lepas dari jembatan kita mulai mendaki perlahan lahan sampai menjumpai kebun bamboo kemudian barulah awal dari pendakian yang sebenarnya.

Berasa di dikebun panda :v


Kesiangan karna nunggu ocos jadi keburu naik mataharinya.

Akhirnya datang kumandan Ocos

Sambil menunggu Moncos kami beristrahat di pos dua kurang lebih selama satu jam. Selepas pos 2 kita akan menjumpai goa yang konon katanya tempat menyimpan kuda (gandongan kuda) dan disebrangnya terdapat batu yang sering disebut tapak kabayan (karna ada bentuk tapak raksasa) . nah setelah ini kita akan menuju taman putri, disini spot paling bagus menurut saya untuk memandang kabupaten bogor. Awalnya saya piker ini adalah puncaknya tapi ternyata masih ada lagi diatas sana yaitu Batu bintang. Menuju Batu bintang kita akan melewati goa yang katanya ingat loh ini hanya yang katanya goa petilasan Sultan Hasanudin dan Goa petapaan Ir. Soekarno (tapa selama 40 hari) kemudian ada taman Tikoro dan batu Adzan. Jalan menempuhnya lumayan curam.

Nanjak terus, kebayang kalo musim hujan

Akar yang seakan menjadi gerbang menuju situs situs

Goa yang dibilang tempat peristrahatan kuda, kata warga sekitar sering kali tercium aroma kotoran kuda
Katanya di bawah ini goa tempat bertapanya Pak Sukarno

Katanya goa petapaan Sunan gunung jati

Tapak kabayan yang ukurannya sangat besar



Setelah puas bermain adnernalin di gunung munara kami berangkat ke rumah duka di daerah Parung yang tidak jauh dari tempat ini. Kami mendapat kabar bahwa bapak dari ucup telah berpulang ke pangkuan Allah yang maha kuasa.
Jam menunjukan pukul 3 sore dan kami pamit untuk pulang ke rumah masing masing.
 Pilihlah waktu yang pas. Biasanya dihari hari besar tertentu seperti tahun baru islam atau perayaan umat agama lainnya Gunung Munara akan menjadi kawasan yang ramai untuk dikunjungi oleh para peziarah ke tempat yang mereka anggap keramat disana ataupun melakukan doa / sembahyang lainnya.
Dulunya Gunung Munara hanya akrab ditelinga kalangan peziarah goa-goa, situs-situs dan semacamnya, hingga akhirnya sekarang dikelola oleh desa. tapi tetap saja masih ramai oleh para peziarah dihari tertentu.
Terlepas dari itu semua Gunung Munara dapat dikategorikan sebagai alternatif wisata yang menarik di antara kota Jakarta, Tangerang Banten dan Bogor. Dibalik keramatnya tempat ini menyimpan pesona nan elok yang dapat menyejukan mata. Yang paling penting tempat ini dapat dijangkau oleh hampir semua kalangan.

Tips
·         Pakailah alas kaki yang mendukung semisal sepatu/ sandal gunung, karna trek kemarin kering saja sudah menguras tenaga, Apalagi kalo musin hujan bias dipastikan becek abis karna tangga terbuat dari susunan tanah.
·         Udaranya panas, jadi tidak usah pakai baju terlalu tebal. (mungkin karna kemarau), bawa topi
·         Diatas bias untuk mendirikan tenda

·         Harga makanan dan minuman di pos 1 dan 2 mahal sangat, anehnya di puncak lebih masuk akal. (biasakan Tanya harga sebelum membeli)
d
dUsaha si remaja turun bukit

Pemandangan dari taman putri
 Pemandangan dari batu bintang (modelnya ngak banget )



Melayat ke rumah duka 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar