Selasa, 31 Maret 2015

9 Hari Mengejar Mimpi #sendirian #6 kali nyebrang #latepost


Sebenarnya perjalanan ini sudah lama sekali. Perjalanan yang dilakukan pada bulan maret 2012 tepatnya tanggal 5. Sebenarnya cerita sempat saya posting di forum Nusantaride dengan link klik disini. berhubung bahasanya masih semrawut maka coba di edit dan karena saat itu saya memindahkan foto foto di photobucket sehingga link yang ada malah berantakan. Membaca cerita ini seakan membuat saya terlempar lagi kemasa itu,

OK!!! Perjalanan ini dimulai dan dibangun dengan sebuah mimpi awalnya saya bersama 3 rekan saya memimpikan menjelajah sampai ke perbatasan negara tetangga *Timor leste tapi satu persatu cobaan datang, tim yang awalnya 4 orang sekarang menciut jadi tinggal saya sendiri. Diluar dugaan karena kepastian mereka kandas 1 minggu sebelum hari H. tapi mimpi yang dibangun harus tetap lanjut. Ok dengan semangat tetap membara maka saya akan melakukan START perjalanan pada tgl 5 maret 2012 setelah pulang kerja. Dan tanpa diminta malapetaka datang 2 hari sebelum berangkat, demam datang siang malam dan ternyata diagnosa awal adalah gejala tifus. Padahal sudah dekat banget dengan waktu keberangkatan. Akhirnya hari H pun tiba, menggigil (mungkin karena nervous) akhirnya berangkat selepas pulang kerja urung saya lakukan karena saya memilih pulang dan istrahat.

HARI KE 1
Didalam mimpi suara suara knalpot mulai memanggil *halahlebayGILA. Saya terbangun jam 01:00 malam dan pegang kening, ternyata eh ternyata sudah baikan, maka saya putuskan langsung mandi tengah malam (walau tidak pakai kembang) karena semua sudah di packing : OBAT2AN,KUNCI UKURAN 8,10,12,14,17,19 KONCI L satu set, TANG, BAN DALEM UKURAN 350-400 RING 17, OBENG -+, SIKRING, BOHLAM, MINYAK REM,LAHER DEPAN BELAKANG, KANVAS REM. Tinggal pamitan dengan istri dan anak, anak ini yang pamit nya bikin suasana melankolis ( maklum pikniker sayang keluarga ). Karena takut disangka maling saya keluar rumah dengan mengendap endap biar tidak ketahuan hansip.
Start jam 02:00 dari rumah, terasa udara malam memang dingin apalagi ketika melewati jalur puncak ditambah ini merupakan pengalaman pertama pakai BOX baik samping dan top, terus terang perlu penyesuaian handling di kala akan melahap kelok kelok di sekitar Puncak, ok lah ini pengalaman pakai bok pertama tapi bukan berarti harus bawa kaya keong dan bukan berarti juga kebut - kebutan yang pasti semua disesuaikan untuk kecepatan. Dikarnakan jalur yang dilewati cukup hapal maka sekitar jam 6 pagi sampailah di gerbang jawa tengah Ciamis.

#perbatasan Jabar - Jateng

Karena perut mulai berontak dan terinspirasi oleh papan iklan dijalan maka saya putuskan mampir di restoran pring sewu yang iklanya paling banyak. setelah makan saatnya melanjutkan mimpi yang masih tersisa. Di lanjut lagi perjalanan dari Banjar sampai Kebumen yang dilewati dengan berkelok kelok,  wah pokoknya bahagia lah suasana hati. Hingga akhirnya demam kembali melanda, badan jadi lemes tidak karuan ##teringat pesan dokter : kalau kena gejala tivus jangan banyak melakukan aktivitas yang menguras tenaga!!!! Sial, benar juga kata dokter hati ini berkata, maka dari itu saya putuskan untuk menepi di Wates pada pukul 12:00 saya parkir kendaraan dan badan saya di hotel Queen untuk merebahkan tubuh ini yang rasanya kurang enak sekali.
Sekitar jam 16:00 saya terbangun dan mencoba bangkit dari ranjang dan rasanya badan malah makin drop, saya tanya dengan staff hotel apakah ada klinik 24 jam yang bisa saya tuju dan ternyata 100 meter dari hotel terdapat sebuah rumah sakit tanpa pikir panjang saya kendarai lah motor tercinta menuju rumah sakit. Tidak sampai 2 menit sudah sampai di rumah sakitnya, seperti biasa bayar biaya pendaftaran sebesar Rp.3000,- kemudian antri untuk masuk ke ruang pemeriksaan.
Setelah cek darah dan suhu tubuh maka divonis lah : ANDA KENA GEJALA TIFUS, untuk lebih jelasnya disarankan melakukan cek lab!!! *siallllll* maka terjadilah obrolan dengan Dokter untuk memberikan saya suntik vitamin dan obat yang paten. dan jarum suntik pun menempel di (maaf) pantat kiri dan kanan, selesai di suntik maka antri lah di loket obat dengan jumlah yang lumayan banyak.
lepas dari rumah sakit saya mencoba mencari makan untuk menambah energi karena yang ada didepan rumah sakitnya hanya ada makanan khas jogja (nasi kucing) maka saya langsung beli sekalian 10 bungkus, supaya badan kenyang dan bisa istirahat.
Bener saja sampai hotel 10 bungkus nasi kucing pun terasa kurang dan di sinilah titik balik mengejar sebuah mimpi terancam gagal, karena merasa badan drop saya merasa tidak bisa melanjutkan mimpi ini tapi bila melihat bagaimana orang orang terdekat saya selalu memberi dukungan maka motivasi semakin menambah. lalu sebuah sugesti tentang sembuh dari penyakit ini yang membuat saya justru semakin bersemangat untuk lekas sembuh
.

HARI KE 2
Sang fajar datang dan alhamdullilah badan sudah terasa fit kembali, tapi saya putuskan untuk makan yang banyak dan tidur kembali agar kondisi benar benar fit. Hingga pada pukul 11:00 orang hotel menanyakan "akan tambah satu malam lagi ?" saya pun menjawab " TIDAK SAYA AKAN LANJUTKAN PERJALANAN SAYA KE LOMBOK "
Sekedar berbagi pengalaman tentang sugesti dan lombok
sugesti : rasa lemas yang saya alami karna diserang penyakit tifus dapat saya hadapi dengan selalu berfikir positiv tentang bagaimana agar kondisi badan saya berangsur pulih... berfikir untuk sembuh malah membuat saya semakin cepat kembali ke kondisi prima dibanding saya harus berfikir tentang persoalan/penyakit yang saya hadapi
lombok : kenapa lombok? padahal kan diawal targetnya timor leste? karena waktu yang dirasa tidak dapat terpenuhi dan kondisi badan yang tidak fit ditambah medan jalan yang sangat sulit saya beranggapan Lombok lebih realistis dibanding NTT lagi pula bila anda memasang target yang lebih realistis maka anda tidak akan memaksakan dan merasa bahagia apabila telah mencapai nya... itulah mengapa saya memasang target sampai lombok saja dan bila bisa lebih dari situ maka itu adalah bonus
.
Barang sudah dipacking saatnya lanjut! sabtu yang cerah, Charming pun keluar dari hotel jam 12:00 dan saya tidak menunggu lama untuk melintir gas nya, perjalanan kurang lebih satu jam saya melihat stadion Manahan Solo dan menyantap makan siang didaerah sekitar. makan siang pun tidak banyak mengambil waktu karna saya merasa perjalanan yang harus saya tempuh masih sangat panjang, Charming pun kembali dalam keadaan gas 110-140 kpj, bukan lantaran ugal ugalan tapi jalan di daerah sini memang sangat sepi dan lurus tanpa disadari kecepatan motor dapat dipacu di angka tersebut, hati merasa bahagia saat melihat tanda perbatasan JATENG dengan JATIM karena jalan sepi maka sampailah jam 6 sore di daerah Gempol dan untung saja di daerah sini ada anak klub Vario yang membantu saya mengarahkan menghindari kemacetan Surabaya. jadi tidak pakai nyasar sampai Pasuruan.

Perjalanan saya terhenti di daerah Paiton karena pemandangan lampu di PLTU tersebut pada saat malam sangat lah luar bisa. lepas dari situ saya makan di pom bensin yang ada hotel nya. Karna penghematan saya pilih jalan saja, padahal waktu sudah di angka 9 malam ( saran saya untuk teman teman jangan riding sendirian di hutan lindung Balurang,soalnya seram ) mulusnya kelak kelok Taman Nasional Hutan baluran rasanya malah manja kan si Charming di tambah dengan sejuknya udara saat itu malah cendrung dingin membuat Charming semakin menggila. dan akhirnya Charming sampai di pelabuhan Ketapang – Banyuwangi. setelah membayar Rp. 16.000,- kalau tidak salah maka berlayar lah menuju pulau dewata, bali...
Hari ke 3
Perjalanan kapal Fery hanya 1 jam, jam menunjukan pukul 12:01 malam tapi dikarenakan ini waktu WITA maka jadilah jam 01:01 malam. Sepi rasanya pelabuhan Gilimanuk saat itu tanpa pikir panjang kota yang saya tuju selanjutnya pastinya Denpasar. Riding dua jam dari Gilimanuk ke Denpasar malam malam seru juga, soalnya jalannya mulus ditambah marka jalan yang baik sehingga jalan kelak kelok pun serasa mudah dilalui. sesampainya di Denpasar perut lapar kembali, maklum kurang asupan karbohidrat. Pucuk dicinta bulan pun tiba, lambang McD tampak terang benderang di kejauhan malam. Berhubung ini malam minggu banyak anak nongkrong yang lagi pada kongkow di McD dan kebetulan ada anak mega pro yang masih pada melek. tidak pakai basa basi lagi karna mata mulai seret pamitan lah ke mereka untuk lanjut perjalanan lagi menuju Padang bai, perjalanan dari Denpasar menuju Padang bai hanya butuh waktu 1 jam saja dikarenakan ada jalan by pass yang baru, kalau tidak salah namanya Jln. prof Ida bagus mantra.
Sesampainya di Padang bai kurang lebih jam 4 pagi. sial oh sial niatnya tidur di kapal Fery malah terjebak di antrian dikarenakan pada saat itu ada kapal pertamina yang sedang bongkar muat. Dan jam pun menunjukan pukul 06:15 wita masih saja belum beres antrian masuk ke kapal hingga akhirnya jam 07:00 Wita kapal baru saja bergerak meninggalkan pelabuhan Padang bai menuju pelabuhan Lembar.
Terombang ambing di laut rasanya lebih menyenangkan dibanding harus mengantri untuk naik Fery. karena ini Fery sungguh sangat standar maka saya putuskan untuk menyewa salah satu kabin ABK, dasar apes semua kamar ABK sudah penuh. dikarenakan kurangnya istirahat maka saya putuskan untuk fokus tidur. berasa sangat sebentar sekali Fery sudah sampai di pelabuhan Lembar mungkin sekitar jam 11 siang saat itu, sesampainya di lombok saya langsung mengunjungi rumah sanak family di daerah Gerung – Lombok barat.
sambil makan sambil berfikir mmmmm..... sampai Lombok sudah, berarti tinggal main main di Lombok nya, kepingin naik gunung Rinjani tapi takut kena tivus lagi, mending maen pantai aja lah.
Tapi kembali pikiran liar datang dan ingin rasanya meminum susu kuda liar,  wah Sumbawa dong. makan sudah tinggal minta izin ke saudara, ternyata dan ternyata mereka tidak memberikan izin, alasannya sangat masuk akal JANGAN BERKENDARA DI SUMBAWA PADA SAAT MALAM!!! APALAGI SENDIRIAN. Baiklah perjalanan akan saya lanjutkan besok saja, maka untuk mengisi waktu luang saya pergi ke pantai Senggigi. bosan melihat pantai Senggigi akhirnya saya putuskan untuk pulang saja dan beristirahat.

#stadion manahan Solo

#perbatasan Jateng - Jatim

#menunggu di pelabuhan Padang Bai

#masih Padang bai dari subuh sampai pagi

#lembar Lombok

#senggigi Lombok


Hari ke 4
Kecapaian dijalan maka tidur pun nyenyak sekali sehingga terlambat lah jadwal berangkat ke pelabuhan Kayangan, saya berangkat dari Gerung ke Kayangan jam 07:30 an di jalan banyak sekali pemandangan indah. Sehingga mengganggu konsentrasi berkendara hingga sampai lah di pelabuhan kayangan jam 09:00an, oh ia full box saya di titip semua di rumah saudara saya, karena tidak banyak barang yang saya bawa paling yang dibawa perlengkapan motor saja dan pakaian salin. Penyeberangan dari pelabuhan Kayangan menuju pelabuhan Poto tano memakan waktu sekitar 2 jam. Di pelabuhan Kayangan ada 3 dermaga tapi yang 1 punya PT. Newmount, harga tiket penyeberangan Rp.49.500,- selama penyeberangan seperti biasa di Fery tidak banyak aktivitas yang bisa dikerjakan dan semalam tidur cukup pulas jadi badan masih dalam kondisi segar bugar, paling cuma mengobrol dengan penumpang lainnya yang sering sekali melewati jalur Sumbawa, soalnya buat tambah-tambah ilmu tentang kondisi terkini. Akhirnya setelah 2 jam kapal Fery bersandar juga di dermaga 2 pelabuhan Poto tano - Sumbawa.
Awan sangat putih dan langit sangat biru menjadikan hari yang cerah, jalur yang menantang, suhu yang panas, kurang lebih itu lah gambaran ketika roda si Charming ini menapak kan rodanya di jalur pelabuhan. Putaran gas Charming langsung di pelintir sambil mencari bengkel Yamaha terdekat sebabnya kuping sudah agak terganggu dengan suara mesin yang kayak nya sudah tidak pada hakikatnya. ridding kurang lebih 30 menit akhirnya ketemu juga bengkel Yamaha.
Dan terjadilah percakapan ini:
mekanik           : selamat siang pak
saya                : siang, mau ganti oli dan tanya kiranya suara yang bising ini suara apa?
mekanik           : sebentar saya chek dulu.. cuma 10 detik si mekanik mekanik memvonis... ini 
suara STANG SEHER
saya                 : wow.. kira kira bisa diperbaikin disini tidak ?

mekanik           : bahkan di mataram belum tentu ada

saya                 : sambil binggung dengan kondisi mesin dan berlaga kayak simekanik
   ambil keputusan 10 detik, ya sudah ganti oli saja.
mekanik           : siap
Dan tidak  banyak lagi yang perlu dibicarakan, sebabnya keputusan sudah diambil saya harus sampai ke tujuan, tapi mikir mikir tujuan nya kan sudah sampai ke Lombok ok kalau begitu sekarang stage bonus nya. Akhirnya setelah selesai ganti oli perjalanan dilanjutkan kembali, di perjalanan dari Poto tano menuju Sumbawa jalanya kebanyakan lurus dan Charming diajak bermain di putaran atas walau suara mesin makin tidak karuan. akhirnya ter teguh juga hati karena melihat pemandangan yang indah. teringat cerita salah satu penumpang di kapal Fery yang bercerita di daerah Madapangga (sebuah mata air) tepatnya perbatasan dari Dompu ke kabupaten Bima dimana di daerah ini sering terjadi perampokan maka perjalanan dilanjutkan kembali
melewati jalur nangatumpu yang legendaries. karena banyak orang cerita jalan tersebut sangat sempit dan terjal, kemudian berkelok kelok ternyata tidak begitu berkelok pada saat ini karena pembangunan daerah maka jalur tersebut sudah di per lebar dengan cara di dinamit
jadi tidak ada rasa takut lagi yang ada malah rasa goyang-goyang dan ternyata oh ternyata itu akibat ban belakang yang kempes.....
Eing ing eng sebuah ban batlax 130/70 menggunakan ban dalam double pelek kempes didaerah entah berantah malah makin bikin panik suasana saja, mana jalur madapangga belum kelar. Dikarnakan kondisi jalan yang tidak dapat diprediksi maka saya putuskan tetap menunggani Charming walaupun ber resiko, terus terang ban bocor didaerah tersebut bikin pikiran ngelantur kemana mana!!! jalan sepi, orang tak ada, sinyal innalilahi pokoknya horor lah *untungnya ngak pakai hujan dan malam. Hingga akhirnya setelah bersusah payah jalan dengan banbocor lebih kurang 3 km ada juga perkampungan dan banyak sekali yang buka usaha tambal ban. Asik tapi ternyata kegembiraan itu cuma sesaat, soalnya 2 tempat tambal ban yang ada selalu menolak karena mereka tidak pernah bukan ban motor ukuran 130. Setelah ketemu tukang tambal ban yang biasa tambal ban truck/bis baru mereka memberanikan diri. Setelah kelar dengan tambal menambal dan memakan waktu yang lumayan, saya tak punya banyak waktu lagi untuk mengejar sisa sisa sinar matahari, maka saya putuskan tancap gas agar sampai kota Bima sebelum magrib, alhamdullilah perjalanan ke Bima hanya memakan waktu kurang dari 1 jam dari daerah Dompu.
BIMA!!! cari penginapan dan istrahat, sangat disayangkan photo photo yang saya ambil lewat kamera digital sampai sekarang pun tidak dapat dilihat kaerna ada error dengan memori nya,
dalam lamunan sempet terpikir untuk lanjut lagi besok subuh ke Sape terus ke Kalimutu. Tapi hidup harus realistis : sebabnya jatah cuti dari kantor hanya dapat 6 hari, ditambah ini adalah sudah senin! dimana ini awal cuti saya, karna saya mengajukan cuti dari tanggal 9 maret sampai 14 maret pas 6 hari wow, piker pikir lagi ke NTT adalah ide paling liar, butuh waktu 4 hari untuk kembali lagi ke Bima!! keburu abis cuti, mending recovery aja ditambah penyebrangan menuju Labuan bajo dari pelabuhan Sape sedang ditutup karna terjadi konflik antara warga dengan TNI dan POLRI dua instansi yang super ribet.

#pemandangan menuju pelabuhan

#dikit lagi pelabuhan kayangan

#rinjani dari kejauhan

#laut yang tenang

#NKRI

#pelabuhan Kayangan

#jalur Sumbawa



#bahkan laut pinggir jalanpun jernih

#tambal ban

#bima


Hari ke 5
Bangun pagi di Bima hal yang pertama saya lakukan adalah masukin Charming ke bengkel resmi sambil di chek segala sesuatunya karena menurut mekanik disana Charming perlu banyak di chek dan perbaikan, maka saya serahkan kepada mereka yang ahli di bidangnya saja sambil bertanya: kira kira apa yang rusak yah? mekanik cuma jawab : sehernya mas. ya sudah lah mau diapakan lagi, kubur dalam dalam soal NTT. lebih baik sekarang sewa motor terus jalan jalan keliling kota Bima, motor diambil sore setelah di service dan ganti oli, akhirnya nya saya putuskan tanggal 11 untuk pulang, alias besok pagi.
Hari ke 6
Datang  bukannya buru buru berangkat tapi malah santai, soalnya masih ngenes dengan keadaan motor yang sehernya rusak, jadinya kebanyakan ter lamun akhirnya sudah jam 10. yah jam 10 WITA saya start dari Bima menuju Bogor dengan perasaan bahagia semua akan terasa mudah... dan lagi lagi pemandangan alam Sumbawa yang liar sungguh sangat menakjubkan dengan kuda kuda tanpa joki / keretanya dan hanya butuh 5 jam untuk menempuh Bima – Poto tano.
Sampai nya di Lombok saya punya janji bahwa akan mengunjungi kawan di komunitas LSC ( lombok scorpio club ) lumayan ngobrol sambil makan. Obrolan pun tidak pakai lama sebabnya sudah dikejar tayang akhirnya saya pamitan dengan Ary untuk lanjut ke bogor, sebetulnya beliauw menawarkan untuk singgah dan keliling pulau Lombok tapi waktu yang ketat membuat saya harus pamit, karena full box saya masih ada di saudara di Gerung, pikir pikir belum lagi pamitan dengan saudara malah makin lama lagi. Betul saja butuh waktu berjam jam untuk meyakinkan sudara saya di Lombok bahwa saya akan lanjut perjalanan pada malam itu juga dan setelah dapat izin perjalanan ke Bogor saya lanjut lagi dari pelabuhan lembar menuju padang bai jam 01:00 tengah malam. lumayan nyeberang malam bisa tidur di kapal Fery.

#kuda liar Sumbawa

#antri di Poto tano

#makan bersama Ary

#menunya


Hari ke 7
Bali di pagi buta, setelah melewati penyeberangan selama 4 jam akhirnya sampai juga, tidak begitu banyak hal yang saya lakukan di Bali selain tambal vakum karbu, karena ternyata vakum karbu Charming mengalami kebocoran, sehingga tenaganya terasa gembos. Tanpa banyak yang bisa diceritakan soal Bali, mari kita tinggalkan pulau penuh pesona dan bule ini
JAWA!! yah walaupun ini jawa timur bukan jawa barat tetap saja hati ini sumringah, sambil mata merem melek saya putus kan rehat sejenak di PLTU atau PLTA Paiton yah? yang jelas ke pikirannya makan terus tidur.. lumayan lah tidur 3 jam lanjut lagi perjalannan, masuk Probolinggo kembali masuk pit stop karena mau ganti oli. Dan disini lah petualangan liar kembali terjadi :
Saya                : mas tadi itu ada plang arah ke Bromo
Mekanik          : oooh iya
Saya                : memangnya dekat mas kesana
Mekanik          : paling cuma 1 jam
Saya                : masa?
Mekanik          : yah masa saya bohong sih mas.
Saya                : ya sudah cepat ganti olinya saya mau ke BROMO!
Setan alam liar merasuk ke pikiran dan jiwa raga, Bromo? Tidak pernah ter pikirkan untuk sampai ke tempat ini, Bromo? ah cuma tau lewat berita, Bromo? ah kebanyakan mikir, orang ganti olinya aja sudah selesai dari tadi. Ok saya ikutin si mimpi liar saja bahkan lupa dengan segala problem mesin yang rusak, istirahat yang kurang, uang yang tipis. Benar saja perjalanan tidak butuh waktu lama untuk sampai di Bromo. Hal yang saya ingin lakukan adalah cari penginapan dan istirahat ternyata selepas pintu tiket malah pemandangan menakjubkan yang saya lihat, sayang sekali foto - fotonya hilang kena virus di memory card. Karena di sore itu memandang gunung sambil ngopi dan ngudud adalah momen terbaik.
Karena menjelang malam saya segera di sibukan diri dengan mencari penginapan disini saya ditawari penginapan dengan harga Rp150.000. pemborosan karena kamar yang didapat ada 3, dan setiap kamar memiliki masing masing tempat tidur, namun daripada memaksa mencari kesana kemari mending ambil saja penginapan nya, lagi pun nilai plus nya motor bisa masuk kedalam. Selesai nego si pemilik penginapan menawarkan jasa mengantar mengejar sun ricenya Bromo. hmmmm mantap nih bisa liat sun rice tapi mending saya istirahat saja lah karena jalan pulang masih panjang.

#selamat tinggal Bali

#patok

#rumah 150.000,- / malam


Hari ke 8
Pagi yang dingin. Ya ialah namanya juga di gunung bukan di pantai, buru buru cari sarapan dan ternyata sarapan disini masih di kategori kan murah meriah lepas sarapan balik lagi ke penginapan dan packing barang barang serta mandi, sumpah dingin banget.  Langsung tarik gas lagi ke kawah Bromo pasti asih nih.
Jalan ke kawah Bromo tidak seindah pemandangan nya perlu stamina yang prima, karena jarang olah raga jadinya minta bantuan kuda buat naik dan turun, jasa naik dan turun pakai kuda ditebus dengan Rp.50.000.-. Menurut orang sekitar biasanya ada ojek gendong untuk menaiki tangga yang super exstrim karena tidak mau kalah dengan bule-bule yang sudah lansia maka kaki ini mulai menapak satu persatu tanjakan setan ini.
Setelah turun dan puas melihat kawah dari Bromo maka perjalanan dilanjutkan saja mumpung masih pagi, berhubung ini pertama kalinya ke Bromo akhirnya yang saya lakukan adalah banyak bertanya kepada warga sekitar bagaimana bisa kearah Jogya, ya Jogya adalah point rest saya malam ini. Banyak bertanya malah banyak pilihan akhirnya saya melihat dari kejauhan ada rombongan yang sedang bergerak mengunakan roda dua yang kayak nya sedang pada turing, ok tanpa pikir panjang langsung saya kejar rombongan tersebut, mungkin sekitar 5 menit saya bisa gabung rombongan mereka. Dan ternyata mereka adalah gerombolan yang SALAH JALAN! alamat goodbye nih kalo ngikutin terus. Sampai akhirnya ada rombongan jip yang sedang buat film saya pun bertanya tanpa rasa malu lagi "kalo mau ke malang lewat mana kah ? oh ikuti jalan ini aja nanti juga tembus Malang". Sambil mengucapkan terimakasih perjalanan saya lanjutkan kembali hingga bertemu dengan turunan curam dan lembab, kontur jalan pun licin tapi mau tidak mau lewat sini karena tidak mau balik lagi, toh di jalan pun ada penunjuk jalan yang memberitahu tembusan jalan ini adalah Malang. Banyak objek wisata air terjun disini tak membuat saya tertarik karena jalur ini dah bikin banyak energi terkuras dan target waktu pulang. di penghujung jalanan desa ini ada pertigaan yang mana kanan ke Kota Batu Malang sedang yang kiri ke Blitar. Kayak nya kiri asik nih, lanjut gas ke kiri aja rooling speed pun berkisar di angka 80 kpj sambil membayangkan tujuan saya disana.
Setelah mengetahui kota yang saya tuju adalah Blitar yang ada di pikiran adalah makam mendiang Ir. Soekarno, saya sebagai bangsa indonesia merasa punya hutang yang besar terhadap Bapak Proklamator kita, Bpk Ir.Soekarno aneh tapi nyata kenapa saya jadi nasionalis gini. *padahal dulu pelajaran sejarah jarang masuk kelas mungkin karena sekarang saya sadar apa yang telah para pahlawan beri untuk bangsa dan negara ini!! ya KEMERDEKAAN kalau kita tidak merdeka kan kita tidak bisa turing dan piknik.
Masuk ke komplek pemakaman tidak di pungut biaya tiket, tetapi sumbangan se ikhlasnya untuk perawatan makam, di makam ini selain pusara Bung Karno terdapat museum, lagi lagi karena waktu saya tak sempat masuk museum.
Lepas dari makam bung Karno saya manfaatkan waktu untuk isoma, tidak banyak buang waktu saya lanjut perjalanan menuju Jogja dan lagi lagi ide liar ada aja di perjalanan kenapa tak ke pulau sempu? ah sudah kelewat, trus yang masih ada apa donk? aha Goa Gonk, putaran roda semakin laju di angka 100 kpj. Yang penting bisa ke Pacitan sebelum malam, dan jalur malang pacitan amboi penuh kelok dengan sebelah kiri jurang yang dasarnya sungai serta kanan tebing tinggi, jalan nya pun mulus saat itu. Kurangnya cuma marka jalan jadi agak susah kalo ngitung cornering.
Mungkin cuma butuh 2j am setengah dari Blitar ke Pacita, yah kalo ditanya kilometernya sudah lupa deh. Jalan menuju Goa Gonk ternyata sungguh suram eh curam maksudnya sehingga cukup di gigi 1 dan 2 saja, sampai memasuki kawasan Wisata Goa Gonk. Berhubung sudah sore sekitar jam 4 tidak banyak orang yang ada disini sehingga saya pun hanya sendiri untug ada ibu-ibu menawarkan bantuan menjadi tour gaet dan biayanya seiklasnya saja. pas banget, oh ia untuk masuk kedalam gua dikenakan tiket yang saya lupa harganya.. kalo ngak salah 10 ribuan.
Gua Gonk sangat menakjubkan dengan stalagtit dan stalagmit yang menakjubkan, pantas saja gua ini dinobatkan sebagai yang terbaik untuk kawasan asia tenggara. mungkin hampir satu jam saya bermain main didalam gua.
Lumayan cape karna pada saat itu mesin AC telah dimatikan sehingga udara dalam gua sangat tipis apalagi berebutan dengan gaetnya, Gua Gonk sendiri konturnya menurun hingga pada akhirnya kita harus naek kembali ke atas = capek tapi semua cape terbayar dengan keindahan alam bumi pertiwi.
Ketika kearah parkiran pengunjung diarahkan melewati aneka suvenir yang dijajakan oleh warga sekitar,  untuk suvenir yang ditawarkan kebanyakn batu alam (akik,mata kucing, kecubung dkk) hmmm teringat seorang sahabat yang gemar akan koleksi batu jadi terhipnotislah untuk belanja.
karna larut dalam tawar menawar ketika belanja ampe keasikan kayaknya bincang bincang dengan si penjual kurang lebih begini
Pedagang Batu            : mas darimana?
Saya                           : Bogor
Pedagang Batu            : kapan dari Bogor? sekarang mau kemana
Saya                            : 2 hari kemaren *cape soalnya kalo harus jelasin. mau ke Jogja
Pedagang                    : ngak mampir ke pantai klayar???
Saya                            : WOW klayar? yang ada air mancur nya di karang bukan?
Pedagang                    : betul mas
Saya                            : jauh?
Pedagang                    : deket kok
Saya                            : mmmmm *buru buru packing nih kayaknya
Oke lah jangan banyak diam harus gerak cepat karna tidak banyak waktu yang tersisa kalo kejar sunset, yipieeeee Charming langsung dipacu kembali menuju pantai, jalan menuju pantai sungguh sanggat mulus tapi berkelok kelok dan naik turun dan ngak jauh juga paling 18 kilo kalo ngak salah.

Dan akhirnya pantai bersih nan cantik menyambut Charming dan saya sore itu, ingin rasanya  mandi dan main air, hingga seorang bapak menawari saya untuk menginap. Asik nih kayaknya
dan ternyata uang sisa Rp25.000,- saja karna kebanyakan belanja batu akik. Putar otak karna tidak mungkin juga ada mesin ATM disini, maka lepas magrib saya putuskan untuk lanjut pulang. Sebelum pulang saya tanya seorang ibu yang ada diwarung kalo ke Jogja dari sini kira kira berapa lama? si ibu pun menjawab saya kalo bawa motor 2 jam saja, ber arti saya paling 1 jam saja nih *senyum senyum dalam hati.
Ternyata sibu tadi luar biasa kencang kayaknya, soalnya rooling speed dari pantai klayar ke jogja yang saya tempuh kurang lebih 80 kpj dengan kontur jalan naik turun dan banyak sekali keloknya. Jujur di jalan ini sampai mau menangis soalnya serem, sendiri, malam pula. Hingga 2 jam kedepan saya baru ketemu peradaban yang bisa di bilang kota dan mesin ATM pun ruah melimpah disini.
Ngopi di depan kraton dan cari kabar bahwa teman saya Sigit (bogong) lagi di Jogja juga karna rencana dia diving di pulau weh Aceh di batalkan karna pada saat itu Aceh sedang dilanda gempa 9 skala. dan berpotensi tsunami. Daripada hanyut mending dia kabur ke Jogja dan kebetulan ketemu dengan dia di penginapan Sosro kusuman di belakang mall malioboro. Temu kangen deh judulnya alih alih istirahat yang ada ngobrol ngalor ngidul hingga jam menunjukan angka pukul 01:00 malam akhirnya kami masuk kamar masing-masing *kalo sekamar takut digrebek. hotelnya murah meriah hanya Rp50.000 saja walaupun tanpa sarapan,tv,ac.

#pato

#sewa kuda

#nyasar di kawasan Bromo

#Bromo

#masih di Bromo

#sadion Kanjuruan

#pusara Pak Karno

#LEGEND
#kawasan makam



#goa Gong






#pantai Klayar



Hari ke 9
pamit dengan Sigit saya melanjutkan lagi perjalanan menuju rumah, yang bikin mantap peta perjalanan terjatuh dan entah dimana. Tidak usah pake peta tidak akan nyasar ini lah *penuh percaya diri. Selepas meniggalkan Jogja masuk lah wilayah Wates dan di GPS ( masih andelin peta padahal mah ) ada jalan dipinggir pantai sampai Cilacap, hohohoho kayaknya seru nih dengan suara mesin makin ngak berirama di siksalah si Charming di jalur ini, karena dijalur yang namanya jalan Ayah ini cuma lempeng lempeng saja, pokonya lurus dan paling mendekati Cilacap baru jalannya berkelok kelok.
Perasaan mulai cemas mendengar deru mesin yang ngak makin karuan, memasuki kota Cilacap mesin makin ngak bisa di mengerti suaranya tapi tetap lanjut karna anak istri menanti dirumah. masuk kota Ciamis sempat rest untuk isoma sambil mendinginkan mesin. Perasaan tegang kembali di jalur Nagrek karna jalur yang nanjak agak pesimis juga sih bisa naik, syukur alhamdullilah pas banget pom bensin yang sebrang sebrangan yang mau masuk Ranca ekek mesin mati total pas magrib pula, diselah pun ngak mempan, selahan macet. Berhubung jalanya menurun yah nikmatin aja lah, sampai akhirnya motor berhenti tidak jauh dari pom bensin dorong dikit sampai deh di pom bensin. Nasib baik di pom bensin ada mobil yang mau ke Bogor dan saya meminta untuk ikut menumpang dan dia mau. yipieeee tapi kena bayar Rp.250.000,- ngak apalah yang penting sampe bogor...
masuk tol cepat banget deh sampainya. Sebelum pulang kerumah motor di titip dulu di Mang kumis (supaya dibenerin) dan langsung minta anter ke rumah.. kurang lebih nyampe rumah jam 23:30 an.
Maka jadilah 9 hari mengejar mimpi ini.

 #jalur Ayah

#charming opname


Day 1              06-april-2012: start dari rumah rest Jogja
Day 2              07-april-2012: jogja- Banyuwangi nyebrang ke Bali non stop
Day 3              08-april-2012: habisin pelabuhan ke pelabuah sampai di Lombok siang & rest
Day 4              09-april-2012: Lombok - Sumbawa – Bima
Day 5              10-april-2012: Bima
Day 6              11-april-2012: Bima - Sumbawa – Lombok
Day 7              12-april-2012: Bali - Banyuwangi - Probolinggo – Bromo
Day 8              13-april-2012: Bromo - Malang - Blitar - Pacitan - Jogja 
Day 9              14-april-2012: Jogja - Cilacap - Bandung - Rumah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar