Sebenarnya perjalanan ini sudah lama sekali. Perjalanan yang
dilakukan pada bulan maret 2012 tepatnya tanggal 5. Sebenarnya cerita sempat saya posting di forum
Nusantaride dengan link klik disini. berhubung bahasanya masih semrawut maka coba di edit dan karena saat itu saya memindahkan foto foto di photobucket
sehingga link yang ada malah berantakan. Membaca cerita ini seakan membuat saya
terlempar lagi kemasa itu,
OK!!! Perjalanan ini dimulai dan dibangun dengan sebuah mimpi
awalnya saya bersama 3 rekan saya memimpikan menjelajah sampai ke perbatasan
negara tetangga *Timor leste tapi satu persatu cobaan datang, tim yang awalnya 4
orang sekarang menciut jadi tinggal saya sendiri. Diluar dugaan karena kepastian
mereka kandas 1 minggu sebelum hari H. tapi mimpi yang dibangun harus tetap
lanjut. Ok dengan semangat tetap membara maka saya akan melakukan START
perjalanan pada tgl 5 maret 2012 setelah pulang kerja. Dan tanpa diminta malapetaka
datang 2 hari sebelum berangkat, demam datang siang malam dan ternyata diagnosa
awal adalah gejala tifus. Padahal sudah dekat banget dengan waktu keberangkatan. Akhirnya hari H pun tiba, menggigil (mungkin
karena nervous) akhirnya berangkat selepas pulang kerja urung saya lakukan karena
saya memilih pulang dan istrahat.
HARI KE 1
Didalam mimpi suara suara knalpot mulai memanggil
*halahlebayGILA. Saya terbangun jam 01:00 malam dan pegang kening, ternyata eh
ternyata sudah baikan, maka saya putuskan langsung mandi tengah malam (walau tidak pakai kembang) karena semua sudah di packing : OBAT2AN,KUNCI UKURAN
8,10,12,14,17,19 KONCI L satu set, TANG, BAN DALEM UKURAN 350-400 RING 17,
OBENG -+, SIKRING, BOHLAM, MINYAK REM,LAHER DEPAN BELAKANG, KANVAS REM. Tinggal
pamitan dengan istri dan anak, anak ini yang pamit nya bikin suasana
melankolis ( maklum pikniker sayang keluarga ). Karena takut disangka maling
saya keluar rumah dengan mengendap endap biar tidak ketahuan hansip.
Start jam 02:00 dari rumah, terasa udara malam memang dingin apalagi ketika melewati jalur puncak ditambah ini merupakan pengalaman pertama pakai BOX baik samping dan top, terus terang perlu penyesuaian handling di kala akan melahap kelok kelok di sekitar Puncak, ok lah ini pengalaman pakai bok pertama tapi bukan berarti harus bawa kaya keong dan bukan berarti juga kebut - kebutan yang pasti semua disesuaikan untuk kecepatan. Dikarnakan jalur yang dilewati cukup hapal maka sekitar jam 6 pagi sampailah di gerbang jawa tengah Ciamis.
#perbatasan Jabar - Jateng
Karena perut mulai berontak dan terinspirasi oleh papan iklan
dijalan maka saya putuskan mampir di restoran pring sewu yang iklanya paling
banyak. setelah makan saatnya melanjutkan mimpi yang masih
tersisa. Di lanjut lagi perjalanan dari Banjar sampai Kebumen yang dilewati
dengan berkelok kelok, wah pokoknya
bahagia lah suasana hati. Hingga akhirnya demam
kembali melanda, badan jadi lemes tidak karuan ##teringat pesan dokter : kalau kena gejala tivus jangan banyak melakukan aktivitas yang menguras tenaga!!!! Sial,
benar juga kata dokter hati ini berkata, maka dari itu saya putuskan untuk
menepi di Wates pada pukul 12:00 saya parkir kendaraan dan badan saya di hotel
Queen untuk merebahkan tubuh ini yang rasanya kurang enak sekali.
Sekitar jam 16:00 saya terbangun dan mencoba bangkit dari
ranjang dan rasanya badan malah makin drop, saya tanya dengan staff hotel
apakah ada klinik 24 jam yang bisa saya tuju dan ternyata 100 meter dari
hotel terdapat sebuah rumah sakit tanpa pikir panjang saya kendarai lah motor
tercinta menuju rumah sakit. Tidak
sampai 2 menit sudah sampai
di rumah sakitnya, seperti biasa bayar biaya pendaftaran sebesar Rp.3000,- kemudian
antri untuk masuk ke ruang pemeriksaan.
Setelah cek darah dan suhu tubuh maka divonis lah : ANDA KENA GEJALA TIFUS, untuk lebih jelasnya disarankan melakukan cek lab!!! *siallllll* maka terjadilah obrolan dengan Dokter untuk memberikan saya suntik vitamin dan obat yang paten. dan jarum suntik pun menempel di (maaf) pantat kiri dan kanan, selesai di suntik maka antri lah di loket obat dengan jumlah yang lumayan banyak.
lepas dari rumah sakit saya mencoba mencari makan untuk menambah energi karena yang ada didepan rumah sakitnya hanya ada makanan khas jogja (nasi kucing) maka saya langsung beli sekalian 10 bungkus, supaya badan kenyang dan bisa istirahat.
Bener saja sampai hotel 10 bungkus nasi kucing pun terasa kurang dan di sinilah titik balik mengejar sebuah mimpi terancam gagal, karena merasa badan drop saya merasa tidak bisa melanjutkan mimpi ini tapi bila melihat bagaimana orang orang terdekat saya selalu memberi dukungan maka motivasi semakin menambah. lalu sebuah sugesti tentang sembuh dari penyakit ini yang membuat saya justru semakin bersemangat untuk lekas sembuh.
Setelah cek darah dan suhu tubuh maka divonis lah : ANDA KENA GEJALA TIFUS, untuk lebih jelasnya disarankan melakukan cek lab!!! *siallllll* maka terjadilah obrolan dengan Dokter untuk memberikan saya suntik vitamin dan obat yang paten. dan jarum suntik pun menempel di (maaf) pantat kiri dan kanan, selesai di suntik maka antri lah di loket obat dengan jumlah yang lumayan banyak.
lepas dari rumah sakit saya mencoba mencari makan untuk menambah energi karena yang ada didepan rumah sakitnya hanya ada makanan khas jogja (nasi kucing) maka saya langsung beli sekalian 10 bungkus, supaya badan kenyang dan bisa istirahat.
Bener saja sampai hotel 10 bungkus nasi kucing pun terasa kurang dan di sinilah titik balik mengejar sebuah mimpi terancam gagal, karena merasa badan drop saya merasa tidak bisa melanjutkan mimpi ini tapi bila melihat bagaimana orang orang terdekat saya selalu memberi dukungan maka motivasi semakin menambah. lalu sebuah sugesti tentang sembuh dari penyakit ini yang membuat saya justru semakin bersemangat untuk lekas sembuh.
HARI KE 2
Sang fajar datang dan alhamdullilah badan sudah terasa fit
kembali, tapi saya putuskan untuk makan yang banyak dan tidur kembali agar kondisi benar benar fit. Hingga pada pukul 11:00 orang hotel menanyakan
"akan tambah satu malam lagi ?" saya pun menjawab " TIDAK SAYA
AKAN LANJUTKAN PERJALANAN SAYA KE LOMBOK "
Sekedar berbagi pengalaman tentang sugesti dan lombok
sugesti : rasa lemas yang saya alami karna diserang penyakit tifus dapat saya hadapi dengan selalu berfikir positiv tentang bagaimana agar kondisi badan saya berangsur pulih... berfikir untuk sembuh malah membuat saya semakin cepat kembali ke kondisi prima dibanding saya harus berfikir tentang persoalan/penyakit yang saya hadapi
lombok : kenapa lombok? padahal kan diawal targetnya timor leste? karena waktu yang dirasa tidak dapat terpenuhi dan kondisi badan yang tidak fit ditambah medan jalan yang sangat sulit saya beranggapan Lombok lebih realistis dibanding NTT lagi pula bila anda memasang target yang lebih realistis maka anda tidak akan memaksakan dan merasa bahagia apabila telah mencapai nya... itulah mengapa saya memasang target sampai lombok saja dan bila bisa lebih dari situ maka itu adalah bonus.
sugesti : rasa lemas yang saya alami karna diserang penyakit tifus dapat saya hadapi dengan selalu berfikir positiv tentang bagaimana agar kondisi badan saya berangsur pulih... berfikir untuk sembuh malah membuat saya semakin cepat kembali ke kondisi prima dibanding saya harus berfikir tentang persoalan/penyakit yang saya hadapi
lombok : kenapa lombok? padahal kan diawal targetnya timor leste? karena waktu yang dirasa tidak dapat terpenuhi dan kondisi badan yang tidak fit ditambah medan jalan yang sangat sulit saya beranggapan Lombok lebih realistis dibanding NTT lagi pula bila anda memasang target yang lebih realistis maka anda tidak akan memaksakan dan merasa bahagia apabila telah mencapai nya... itulah mengapa saya memasang target sampai lombok saja dan bila bisa lebih dari situ maka itu adalah bonus.
Barang sudah dipacking saatnya lanjut! sabtu yang cerah, Charming
pun keluar dari hotel jam 12:00 dan saya tidak menunggu lama untuk melintir
gas nya, perjalanan kurang lebih satu jam saya melihat stadion Manahan Solo dan
menyantap makan siang didaerah sekitar. makan siang pun tidak banyak mengambil
waktu karna saya merasa perjalanan yang harus saya tempuh masih sangat panjang,
Charming pun kembali dalam keadaan gas 110-140 kpj, bukan lantaran ugal ugalan
tapi jalan di daerah sini memang sangat sepi dan lurus tanpa disadari kecepatan motor
dapat dipacu di angka tersebut, hati merasa bahagia saat melihat tanda
perbatasan JATENG dengan JATIM karena
jalan sepi maka sampailah jam 6 sore di daerah Gempol dan untung saja di daerah
sini ada anak klub Vario yang membantu saya mengarahkan menghindari kemacetan
Surabaya. jadi tidak pakai nyasar sampai Pasuruan.
Perjalanan saya terhenti di daerah Paiton karena pemandangan lampu di PLTU tersebut pada saat malam sangat lah luar bisa. lepas dari situ saya makan di pom bensin yang ada hotel nya. Karna penghematan saya pilih jalan saja, padahal waktu sudah di angka 9 malam ( saran saya untuk teman teman jangan riding sendirian di hutan lindung Balurang,soalnya seram ) mulusnya kelak kelok Taman Nasional Hutan baluran rasanya malah manja kan si Charming di tambah dengan sejuknya udara saat itu malah cendrung dingin membuat Charming semakin menggila. dan akhirnya Charming sampai di pelabuhan Ketapang – Banyuwangi. setelah membayar Rp. 16.000,- kalau tidak salah maka berlayar lah menuju pulau dewata, bali...
Hari ke 3
Perjalanan kapal Fery hanya 1 jam, jam menunjukan pukul
12:01 malam tapi dikarenakan ini waktu WITA maka jadilah jam 01:01 malam. Sepi rasanya pelabuhan Gilimanuk saat itu tanpa pikir
panjang kota yang saya tuju selanjutnya pastinya Denpasar.
Riding dua jam dari Gilimanuk ke Denpasar malam malam seru juga, soalnya
jalannya mulus ditambah marka jalan yang baik sehingga jalan kelak kelok pun
serasa mudah dilalui. sesampainya di Denpasar perut lapar kembali, maklum
kurang asupan karbohidrat. Pucuk
dicinta bulan pun tiba, lambang McD tampak terang benderang di kejauhan malam.
Berhubung ini malam minggu banyak anak nongkrong yang lagi pada kongkow di McD
dan kebetulan ada anak mega pro yang masih pada melek.
tidak pakai basa basi lagi karna
mata mulai seret pamitan lah ke mereka untuk lanjut perjalanan lagi menuju Padang
bai, perjalanan dari Denpasar menuju Padang bai hanya butuh waktu 1 jam saja dikarenakan
ada jalan by pass yang baru, kalau tidak salah namanya Jln. prof Ida bagus mantra.
Sesampainya di Padang bai kurang lebih jam 4 pagi. sial oh
sial niatnya tidur di kapal Fery malah terjebak di antrian dikarenakan pada
saat itu ada kapal pertamina yang sedang bongkar muat. Dan jam pun menunjukan pukul 06:15
wita masih saja belum beres antrian masuk ke kapal hingga akhirnya jam 07:00
Wita kapal baru saja bergerak meninggalkan pelabuhan Padang bai menuju
pelabuhan Lembar.
Terombang ambing di laut rasanya lebih menyenangkan dibanding
harus mengantri untuk naik Fery. karena ini Fery sungguh sangat standar maka
saya putuskan untuk menyewa salah satu kabin ABK, dasar apes semua kamar ABK
sudah penuh. dikarenakan kurangnya istirahat maka saya putuskan untuk fokus tidur. berasa
sangat sebentar sekali Fery sudah sampai di pelabuhan Lembar mungkin sekitar jam 11 siang
saat itu, sesampainya di lombok saya langsung mengunjungi rumah sanak family di
daerah Gerung – Lombok barat.
sambil makan sambil berfikir mmmmm..... sampai Lombok sudah, berarti tinggal main main di Lombok nya, kepingin naik gunung Rinjani tapi takut kena tivus lagi, mending maen pantai aja lah.
sambil makan sambil berfikir mmmmm..... sampai Lombok sudah, berarti tinggal main main di Lombok nya, kepingin naik gunung Rinjani tapi takut kena tivus lagi, mending maen pantai aja lah.
Tapi kembali pikiran liar datang dan ingin rasanya meminum
susu kuda liar, wah Sumbawa
dong. makan sudah tinggal minta izin ke saudara, ternyata dan ternyata mereka tidak
memberikan izin, alasannya sangat masuk akal JANGAN BERKENDARA DI SUMBAWA PADA
SAAT MALAM!!! APALAGI SENDIRIAN. Baiklah perjalanan akan saya lanjutkan besok
saja, maka untuk mengisi waktu luang saya pergi ke pantai Senggigi. bosan melihat
pantai Senggigi akhirnya saya putuskan untuk pulang saja dan beristirahat.
#stadion manahan Solo
#perbatasan Jateng - Jatim
#menunggu di pelabuhan Padang Bai
#masih Padang bai dari subuh sampai pagi
#lembar Lombok
#senggigi Lombok
Hari ke 4
Kecapaian dijalan maka tidur pun nyenyak sekali sehingga
terlambat lah jadwal berangkat ke pelabuhan Kayangan, saya berangkat dari Gerung
ke Kayangan jam 07:30 an di jalan banyak sekali pemandangan indah. Sehingga
mengganggu konsentrasi berkendara hingga sampai lah di pelabuhan kayangan jam
09:00an, oh ia full box saya di titip semua di rumah saudara saya, karena tidak
banyak barang yang saya bawa paling yang dibawa perlengkapan motor saja dan
pakaian salin. Penyeberangan dari pelabuhan Kayangan menuju pelabuhan Poto tano
memakan waktu sekitar 2 jam. Di pelabuhan Kayangan ada 3 dermaga tapi yang 1
punya PT. Newmount, harga tiket penyeberangan Rp.49.500,- selama penyeberangan
seperti biasa di Fery tidak banyak aktivitas yang bisa dikerjakan dan semalam
tidur cukup pulas jadi badan masih dalam kondisi segar bugar, paling cuma mengobrol
dengan penumpang lainnya yang sering sekali melewati jalur Sumbawa, soalnya
buat tambah-tambah ilmu tentang kondisi terkini. Akhirnya setelah 2 jam kapal
Fery bersandar juga di dermaga 2 pelabuhan Poto tano - Sumbawa.
Awan sangat putih dan langit sangat biru
menjadikan hari yang cerah, jalur yang menantang, suhu yang panas, kurang lebih
itu lah gambaran ketika roda si Charming ini menapak kan rodanya di jalur
pelabuhan. Putaran gas Charming langsung di
pelintir sambil mencari bengkel Yamaha terdekat sebabnya kuping sudah
agak terganggu dengan suara mesin yang kayak nya sudah tidak pada hakikatnya. ridding
kurang lebih 30 menit akhirnya ketemu juga bengkel Yamaha.
Dan terjadilah percakapan ini:
mekanik :
selamat siang pak
saya
: siang, mau ganti oli dan
tanya kiranya suara yang bising ini suara apa?
mekanik : sebentar saya chek dulu.. cuma 10 detik si mekanik mekanik memvonis... ini
mekanik : sebentar saya chek dulu.. cuma 10 detik si mekanik mekanik memvonis... ini
suara STANG SEHER
saya :
wow.. kira kira bisa diperbaikin disini tidak ?
mekanik : bahkan di mataram belum tentu ada
saya : sambil binggung dengan kondisi mesin dan berlaga kayak simekanik
ambil keputusan 10 detik, ya sudah ganti oli
saja.
mekanik :
siap
Dan tidak banyak lagi yang perlu dibicarakan, sebabnya
keputusan sudah diambil saya harus sampai ke tujuan, tapi mikir mikir tujuan nya
kan sudah sampai ke Lombok ok kalau begitu sekarang stage bonus nya. Akhirnya
setelah selesai ganti oli perjalanan dilanjutkan kembali, di perjalanan dari Poto
tano menuju Sumbawa jalanya kebanyakan lurus dan Charming diajak bermain
di putaran atas walau suara mesin makin tidak karuan. akhirnya ter teguh juga
hati karena melihat pemandangan yang indah. teringat cerita salah satu penumpang di kapal Fery yang
bercerita di daerah Madapangga (sebuah mata air) tepatnya perbatasan dari Dompu
ke kabupaten Bima dimana di daerah ini sering terjadi perampokan maka perjalanan dilanjutkan kembali
melewati jalur nangatumpu yang legendaries. karena banyak orang cerita jalan tersebut sangat sempit dan terjal, kemudian berkelok kelok ternyata tidak begitu berkelok pada saat ini karena pembangunan daerah maka jalur tersebut sudah di per lebar dengan cara di dinamit
jadi tidak ada rasa takut lagi yang ada malah rasa goyang-goyang dan ternyata oh ternyata itu akibat ban belakang yang kempes.....
melewati jalur nangatumpu yang legendaries. karena banyak orang cerita jalan tersebut sangat sempit dan terjal, kemudian berkelok kelok ternyata tidak begitu berkelok pada saat ini karena pembangunan daerah maka jalur tersebut sudah di per lebar dengan cara di dinamit
jadi tidak ada rasa takut lagi yang ada malah rasa goyang-goyang dan ternyata oh ternyata itu akibat ban belakang yang kempes.....
Eing ing eng sebuah ban batlax 130/70 menggunakan ban dalam
double pelek kempes didaerah entah berantah malah makin bikin panik suasana saja,
mana jalur madapangga belum kelar. Dikarnakan kondisi jalan yang tidak dapat
diprediksi maka saya putuskan tetap menunggani Charming walaupun ber resiko,
terus terang ban bocor didaerah tersebut bikin pikiran ngelantur kemana mana!!!
jalan sepi, orang tak ada, sinyal innalilahi pokoknya horor lah *untungnya
ngak pakai hujan dan malam. Hingga akhirnya setelah bersusah payah jalan dengan
banbocor lebih kurang 3 km ada juga perkampungan dan banyak sekali yang buka
usaha tambal ban. Asik tapi
ternyata kegembiraan itu cuma sesaat, soalnya 2 tempat tambal ban yang ada
selalu menolak karena mereka tidak pernah bukan ban motor ukuran 130. Setelah ketemu tukang tambal ban yang
biasa tambal ban truck/bis baru mereka memberanikan diri. Setelah kelar dengan
tambal menambal dan memakan waktu yang lumayan, saya tak punya banyak waktu
lagi untuk mengejar sisa sisa sinar matahari, maka saya putuskan tancap gas agar
sampai kota Bima sebelum magrib, alhamdullilah perjalanan ke Bima hanya memakan
waktu kurang dari 1 jam dari daerah Dompu.
BIMA!!! cari penginapan dan istrahat, sangat disayangkan photo photo yang saya ambil lewat kamera digital sampai sekarang pun tidak dapat dilihat kaerna ada error dengan memori nya,
dalam lamunan sempet terpikir untuk lanjut lagi besok subuh ke Sape terus ke Kalimutu. Tapi hidup harus realistis : sebabnya jatah cuti dari kantor hanya dapat 6 hari, ditambah ini adalah sudah senin! dimana ini awal cuti saya, karna saya mengajukan cuti dari tanggal 9 maret sampai 14 maret pas 6 hari wow, piker pikir lagi ke NTT adalah ide paling liar, butuh waktu 4 hari untuk kembali lagi ke Bima!! keburu abis cuti, mending recovery aja ditambah penyebrangan menuju Labuan bajo dari pelabuhan Sape sedang ditutup karna terjadi konflik antara warga dengan TNI dan POLRI dua instansi yang super ribet.
BIMA!!! cari penginapan dan istrahat, sangat disayangkan photo photo yang saya ambil lewat kamera digital sampai sekarang pun tidak dapat dilihat kaerna ada error dengan memori nya,
dalam lamunan sempet terpikir untuk lanjut lagi besok subuh ke Sape terus ke Kalimutu. Tapi hidup harus realistis : sebabnya jatah cuti dari kantor hanya dapat 6 hari, ditambah ini adalah sudah senin! dimana ini awal cuti saya, karna saya mengajukan cuti dari tanggal 9 maret sampai 14 maret pas 6 hari wow, piker pikir lagi ke NTT adalah ide paling liar, butuh waktu 4 hari untuk kembali lagi ke Bima!! keburu abis cuti, mending recovery aja ditambah penyebrangan menuju Labuan bajo dari pelabuhan Sape sedang ditutup karna terjadi konflik antara warga dengan TNI dan POLRI dua instansi yang super ribet.
#pemandangan menuju pelabuhan
#dikit lagi pelabuhan kayangan
#rinjani dari kejauhan
#laut yang tenang
#NKRI
#pelabuhan Kayangan
#jalur Sumbawa
#bahkan laut pinggir jalanpun jernih
#tambal ban
#bima
Hari ke 5
Bangun pagi di Bima hal yang pertama saya lakukan adalah masukin
Charming ke bengkel resmi sambil di chek segala sesuatunya karena menurut
mekanik disana Charming perlu banyak di chek dan perbaikan, maka saya serahkan
kepada mereka yang ahli di bidangnya saja sambil bertanya: kira kira apa yang
rusak yah? mekanik cuma jawab : sehernya mas. ya sudah lah mau diapakan lagi, kubur dalam
dalam soal NTT. lebih baik sekarang sewa motor terus jalan jalan keliling kota Bima, motor
diambil sore setelah di service dan ganti oli, akhirnya nya saya putuskan
tanggal 11 untuk pulang, alias besok pagi.
Hari ke 6
Datang bukannya buru
buru berangkat tapi malah santai, soalnya masih ngenes dengan keadaan motor yang
sehernya rusak, jadinya kebanyakan ter lamun akhirnya
sudah jam 10. yah jam 10 WITA saya start dari Bima menuju Bogor dengan perasaan
bahagia semua akan terasa mudah... dan lagi lagi pemandangan alam Sumbawa yang
liar sungguh sangat menakjubkan dengan kuda kuda tanpa joki / keretanya dan
hanya butuh 5 jam untuk menempuh Bima – Poto tano.
Sampai nya di Lombok saya punya janji bahwa akan mengunjungi
kawan di komunitas LSC ( lombok scorpio club ) lumayan ngobrol sambil makan. Obrolan pun tidak pakai lama
sebabnya sudah dikejar tayang akhirnya saya pamitan dengan Ary untuk lanjut ke
bogor, sebetulnya beliauw menawarkan untuk singgah dan keliling pulau Lombok
tapi waktu yang ketat membuat saya harus pamit, karena full box saya masih ada
di saudara di Gerung, pikir pikir belum lagi pamitan dengan saudara malah makin
lama lagi. Betul saja butuh waktu berjam jam untuk meyakinkan sudara saya di Lombok
bahwa saya akan lanjut perjalanan pada malam itu juga dan setelah dapat izin
perjalanan ke Bogor saya lanjut lagi dari pelabuhan lembar menuju padang bai
jam 01:00 tengah malam. lumayan nyeberang malam bisa tidur di kapal Fery.
#kuda liar Sumbawa
#antri di Poto tano
#makan bersama Ary
#menunya
Hari ke 7
Bali di pagi buta, setelah melewati penyeberangan selama 4
jam akhirnya sampai juga, tidak begitu banyak hal yang saya lakukan di Bali
selain tambal vakum karbu, karena ternyata vakum karbu Charming mengalami
kebocoran, sehingga tenaganya terasa gembos. Tanpa banyak yang bisa diceritakan
soal Bali, mari kita tinggalkan pulau penuh pesona dan bule ini
JAWA!! yah walaupun ini jawa timur bukan jawa barat tetap saja hati ini sumringah, sambil
mata merem melek saya putus kan rehat sejenak di PLTU atau PLTA Paiton yah? yang
jelas ke pikirannya makan terus tidur.. lumayan lah tidur 3 jam lanjut lagi
perjalannan, masuk Probolinggo kembali masuk pit stop karena mau ganti oli. Dan
disini lah petualangan liar kembali terjadi :
Saya : mas tadi itu ada plang arah ke Bromo
Mekanik :
oooh iya
Saya : memangnya dekat mas kesana
Mekanik :
paling cuma 1 jam
Saya : masa?
Mekanik :
yah masa saya bohong sih mas.
Saya : ya sudah cepat ganti olinya saya
mau ke BROMO!
Setan alam liar merasuk ke pikiran dan jiwa raga, Bromo? Tidak
pernah ter pikirkan untuk sampai ke tempat ini, Bromo? ah cuma tau lewat berita,
Bromo? ah kebanyakan mikir, orang ganti olinya aja sudah selesai dari tadi. Ok saya ikutin si mimpi liar saja bahkan
lupa dengan segala problem mesin yang rusak, istirahat yang kurang, uang yang
tipis. Benar saja perjalanan tidak butuh waktu lama untuk sampai di Bromo. Hal
yang saya ingin lakukan adalah cari penginapan dan istirahat ternyata selepas
pintu tiket malah pemandangan menakjubkan yang saya lihat, sayang sekali foto -
fotonya hilang kena virus di memory card. Karena di sore itu memandang gunung
sambil ngopi dan ngudud adalah momen terbaik.
Karena menjelang malam saya segera di sibukan diri dengan
mencari penginapan disini saya ditawari penginapan dengan harga Rp150.000. pemborosan karena kamar yang didapat ada 3, dan
setiap kamar memiliki masing masing tempat tidur, namun daripada memaksa mencari
kesana kemari mending ambil saja penginapan nya, lagi pun nilai plus nya motor bisa
masuk kedalam. Selesai nego si pemilik penginapan menawarkan jasa mengantar
mengejar sun ricenya Bromo. hmmmm mantap nih bisa liat sun rice tapi mending
saya istirahat saja lah karena jalan pulang masih panjang.
#selamat tinggal Bali
#patok
#rumah 150.000,- / malam
Hari ke 8
Pagi yang dingin. Ya ialah namanya juga di gunung bukan
di pantai, buru buru cari sarapan dan ternyata sarapan disini masih di kategori kan
murah meriah lepas sarapan balik lagi ke penginapan dan packing barang barang serta
mandi, sumpah dingin banget. Langsung tarik gas lagi ke kawah Bromo pasti
asih nih.
Jalan ke kawah Bromo tidak seindah pemandangan nya perlu stamina
yang prima, karena jarang olah raga jadinya minta bantuan kuda buat naik dan
turun, jasa naik dan turun pakai kuda ditebus dengan Rp.50.000.-. Menurut orang
sekitar biasanya ada ojek gendong untuk menaiki tangga yang super exstrim karena tidak mau kalah dengan bule-bule yang sudah lansia maka kaki ini mulai menapak
satu persatu tanjakan setan ini.
Setelah turun dan puas melihat kawah dari Bromo maka perjalanan
dilanjutkan saja mumpung masih pagi, berhubung ini pertama kalinya ke Bromo
akhirnya yang saya lakukan adalah banyak bertanya kepada warga sekitar
bagaimana bisa kearah Jogya, ya Jogya adalah point rest saya malam ini. Banyak
bertanya malah banyak pilihan akhirnya
saya melihat dari kejauhan ada rombongan yang sedang bergerak mengunakan roda
dua yang kayak nya sedang pada turing, ok tanpa pikir panjang langsung saya kejar
rombongan tersebut, mungkin sekitar 5 menit saya bisa gabung rombongan mereka. Dan
ternyata mereka adalah gerombolan yang SALAH JALAN! alamat goodbye nih kalo
ngikutin terus. Sampai akhirnya ada rombongan jip yang sedang buat film saya pun
bertanya tanpa rasa malu lagi "kalo
mau ke malang lewat mana kah ? oh ikuti jalan ini aja nanti juga tembus
Malang". Sambil mengucapkan terimakasih perjalanan saya lanjutkan kembali hingga
bertemu dengan turunan curam dan lembab, kontur jalan pun licin tapi mau tidak mau lewat sini
karena tidak mau balik lagi, toh di jalan pun ada penunjuk jalan yang memberitahu
tembusan jalan ini adalah Malang. Banyak objek wisata air terjun disini tak
membuat saya tertarik karena jalur ini dah bikin banyak energi terkuras dan
target waktu pulang. di penghujung jalanan desa ini ada pertigaan yang mana
kanan ke Kota Batu Malang sedang yang kiri ke Blitar. Kayak nya kiri asik nih, lanjut
gas ke kiri aja rooling speed pun berkisar di angka 80 kpj sambil membayangkan
tujuan saya disana.
Setelah mengetahui kota yang saya tuju adalah Blitar yang
ada di pikiran adalah makam mendiang Ir. Soekarno, saya sebagai bangsa
indonesia merasa punya hutang yang besar terhadap Bapak Proklamator kita, Bpk
Ir.Soekarno aneh tapi nyata kenapa saya jadi nasionalis gini. *padahal dulu
pelajaran sejarah jarang masuk kelas mungkin
karena sekarang saya sadar apa yang telah para pahlawan beri untuk bangsa dan
negara ini!! ya KEMERDEKAAN kalau kita tidak merdeka kan kita tidak bisa turing
dan piknik.
Masuk ke komplek pemakaman tidak di pungut biaya tiket,
tetapi sumbangan se ikhlasnya untuk perawatan makam, di makam ini selain pusara Bung Karno terdapat museum, lagi lagi karena waktu saya tak sempat masuk
museum.
Lepas dari makam bung Karno saya manfaatkan waktu untuk
isoma, tidak banyak buang waktu saya lanjut perjalanan menuju Jogja dan lagi
lagi ide liar ada aja di perjalanan kenapa tak ke pulau sempu? ah sudah kelewat,
trus yang masih ada apa donk? aha Goa Gonk, putaran roda semakin laju di angka
100 kpj. Yang penting bisa ke Pacitan sebelum malam, dan jalur malang pacitan amboi
penuh kelok dengan sebelah kiri jurang yang dasarnya sungai serta kanan tebing
tinggi, jalan nya pun mulus saat itu. Kurangnya cuma marka jalan jadi agak
susah kalo ngitung cornering.
Mungkin cuma butuh 2j am setengah dari Blitar ke Pacita,
yah kalo ditanya kilometernya sudah lupa deh. Jalan menuju Goa Gonk ternyata
sungguh suram eh curam maksudnya sehingga cukup di gigi 1 dan 2 saja, sampai
memasuki kawasan Wisata Goa Gonk. Berhubung sudah sore sekitar jam 4 tidak banyak
orang yang ada disini sehingga saya pun hanya sendiri untug ada ibu-ibu
menawarkan bantuan menjadi tour gaet dan biayanya seiklasnya saja. pas
banget, oh ia untuk masuk kedalam gua dikenakan tiket yang saya lupa harganya..
kalo ngak salah 10 ribuan.
Gua Gonk sangat menakjubkan dengan stalagtit dan stalagmit yang menakjubkan, pantas saja gua ini dinobatkan sebagai yang terbaik untuk kawasan asia tenggara. mungkin hampir satu jam saya bermain main didalam gua.
Gua Gonk sangat menakjubkan dengan stalagtit dan stalagmit yang menakjubkan, pantas saja gua ini dinobatkan sebagai yang terbaik untuk kawasan asia tenggara. mungkin hampir satu jam saya bermain main didalam gua.
Lumayan cape karna pada saat itu mesin AC telah dimatikan
sehingga udara dalam gua sangat tipis apalagi berebutan dengan gaetnya, Gua Gonk
sendiri konturnya menurun hingga pada akhirnya kita harus naek kembali ke atas
= capek tapi semua cape terbayar dengan keindahan alam bumi pertiwi.
Ketika kearah parkiran pengunjung diarahkan melewati aneka
suvenir yang dijajakan oleh warga sekitar, untuk suvenir yang ditawarkan kebanyakn batu
alam (akik,mata kucing, kecubung dkk) hmmm teringat seorang sahabat yang gemar
akan koleksi batu jadi terhipnotislah untuk belanja.
karna larut dalam tawar menawar ketika belanja ampe
keasikan kayaknya bincang bincang dengan si penjual kurang
lebih begini
Pedagang Batu :
mas darimana?
Saya :
Bogor
Pedagang Batu :
kapan dari Bogor? sekarang mau kemana
Saya :
2 hari kemaren *cape soalnya kalo harus jelasin. mau ke Jogja
Pedagang :
ngak mampir ke pantai klayar???
Saya
: WOW klayar? yang ada air mancur nya di karang bukan?
Pedagang : betul mas
Saya : jauh?
Pedagang : deket kok
Saya : mmmmm *buru buru
packing nih kayaknya
Oke lah jangan banyak diam harus gerak cepat karna tidak
banyak waktu yang tersisa kalo kejar sunset, yipieeeee Charming langsung dipacu
kembali menuju pantai, jalan menuju pantai sungguh sanggat mulus tapi berkelok
kelok dan naik turun dan ngak jauh juga paling 18 kilo kalo ngak salah.
Dan akhirnya pantai bersih nan cantik menyambut Charming dan saya sore itu, ingin rasanya mandi dan main air, hingga seorang bapak menawari saya untuk menginap. Asik nih kayaknya dan ternyata uang sisa Rp25.000,- saja karna kebanyakan belanja batu akik. Putar otak karna tidak mungkin juga ada mesin ATM disini, maka lepas magrib saya putuskan untuk lanjut pulang. Sebelum pulang saya tanya seorang ibu yang ada diwarung kalo ke Jogja dari sini kira kira berapa lama? si ibu pun menjawab saya kalo bawa motor 2 jam saja, ber arti saya paling 1 jam saja nih *senyum senyum dalam hati.
Ternyata sibu tadi luar biasa kencang kayaknya, soalnya
rooling speed dari pantai klayar ke jogja yang saya tempuh kurang lebih 80 kpj
dengan kontur jalan naik turun dan banyak sekali keloknya. Jujur di jalan ini sampai
mau menangis soalnya serem, sendiri, malam pula. Hingga 2 jam kedepan saya baru
ketemu peradaban yang bisa di bilang kota dan mesin ATM pun ruah melimpah
disini.
Ngopi di depan kraton dan cari kabar bahwa teman saya Sigit
(bogong) lagi di Jogja juga karna rencana dia diving di pulau weh Aceh di batalkan
karna pada saat itu Aceh sedang dilanda gempa 9 skala. dan berpotensi tsunami.
Daripada hanyut mending dia kabur ke Jogja dan kebetulan ketemu dengan dia di
penginapan Sosro kusuman di belakang mall malioboro. Temu kangen deh judulnya
alih alih istirahat yang ada ngobrol ngalor ngidul hingga jam menunjukan angka
pukul 01:00 malam akhirnya kami masuk kamar masing-masing *kalo sekamar takut
digrebek. hotelnya
murah meriah hanya Rp50.000 saja walaupun tanpa sarapan,tv,ac.
#pato
#sewa kuda
#nyasar di kawasan Bromo
#Bromo
#masih di Bromo
#sadion Kanjuruan
#pusara Pak Karno
#LEGEND
#kawasan makam
#goa Gong
#pantai Klayar
Hari ke 9
pamit dengan Sigit saya melanjutkan lagi perjalanan menuju
rumah, yang bikin mantap peta perjalanan terjatuh dan entah dimana. Tidak usah pake peta tidak akan nyasar ini lah
*penuh percaya diri. Selepas
meniggalkan Jogja masuk lah wilayah Wates dan di GPS ( masih andelin peta
padahal mah ) ada jalan dipinggir pantai sampai Cilacap, hohohoho kayaknya seru
nih dengan suara mesin makin ngak berirama di siksalah si Charming di jalur ini,
karena dijalur yang namanya jalan Ayah ini cuma lempeng lempeng saja, pokonya lurus
dan paling mendekati Cilacap baru jalannya berkelok kelok.
Perasaan mulai cemas mendengar deru mesin yang ngak makin
karuan, memasuki kota Cilacap mesin makin ngak bisa di mengerti suaranya tapi
tetap lanjut karna anak istri menanti dirumah. masuk kota Ciamis sempat rest
untuk isoma sambil mendinginkan mesin. Perasaan tegang kembali di jalur Nagrek
karna jalur yang nanjak agak pesimis juga sih bisa naik, syukur alhamdullilah
pas banget pom bensin yang sebrang sebrangan yang mau masuk Ranca ekek mesin
mati total pas magrib pula, diselah pun ngak mempan, selahan macet. Berhubung
jalanya menurun yah nikmatin aja lah, sampai akhirnya motor berhenti tidak jauh
dari pom bensin dorong dikit sampai deh di pom bensin. Nasib baik di pom bensin
ada mobil yang mau ke Bogor dan saya meminta untuk ikut menumpang dan dia mau.
yipieeee tapi kena bayar Rp.250.000,- ngak apalah yang penting sampe bogor...
masuk tol cepat banget deh sampainya. Sebelum pulang
kerumah motor di titip dulu di Mang kumis (supaya dibenerin) dan langsung minta
anter ke rumah.. kurang lebih nyampe rumah jam 23:30 an.
Maka jadilah 9 hari mengejar mimpi ini.
#charming opname
Day 1 06-april-2012:
start dari rumah rest Jogja
Day 2 07-april-2012:
jogja- Banyuwangi nyebrang ke Bali non stop
Day 3 08-april-2012:
habisin pelabuhan ke pelabuah sampai di Lombok siang & rest
Day 4 09-april-2012:
Lombok - Sumbawa – Bima
Day 5 10-april-2012:
Bima
Day 6 11-april-2012:
Bima - Sumbawa – Lombok
Day 7 12-april-2012:
Bali - Banyuwangi - Probolinggo – Bromo
Day 8 13-april-2012:
Bromo - Malang - Blitar - Pacitan - Jogja
Day 9 14-april-2012:
Jogja - Cilacap - Bandung - Rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar