Rabu, 14 Desember 2016

#RanauRendezvous2016




Riding akhir tahun, ya karena akhir tahun ini kerjaan padat siap menanti yang menguras tenaga dan pikiran sampai awal tahun 2017.... Acara yang paling menarik ialah datang ke acara forum Nusantaride di danau Ranau (palembang) dikarenakan perjalanan ini adalah yang pertama buat saya ke arah sana. Persiapan sudah dilakukan sebulan sebelum keberangkatan dengan mencari tahu keberangkatan kapal dari Priuk. Kemudian membeli n max yang rencananya digunakan untuk berangkat kesana.
Menjelang hari H seperti biasa chek up motor untuk disiksa, karena si n max tak kunjung datang, kalaupun datang birokrasi STNK pastinya akan memakan waktu. Hari jumat berangkat menuju kantor dengan berbekal amunisi menuju Ranau, dengan harapan berangkat kapal jam 4. Karena urusan kerjaan tak kunjung selesai maka keberangkatan di undur dulu saja jadi jam 12 malam. Sebab menyebrang dari Merak bukan tujuan saya, setelah pulang, baru dari Bakauhuni menuju Merak ( dibalik) akan lebih dekat ke rumah dikarenakan lebih singkat jaraknya. Untuk membunuh waktu saya sempat kan menonton film yang sekuel selalu saya ikuti hingga seri ke lima ini, film selesai langsung melihat kearah jam dan ternyata menunjukan waktu sudah jam 10:30 saya harus ambil motor dulu ke kantor untuk langsung gas Priuk. 
Menuju pelabuhan penyedia layanan penyebrangan kapal dari Priuk - Panjang sulit juga karena banyak yang tidak paham, orang cendrung mengarahkan ke kapal Pelni dan itu membuat saya bingung dan kehabisan waktu, untung setelah diberi tahu satuan pengamanan pelabuhan bahwa lokasi kapal berada di belakang pabrik Bogasari semua tampak jelas dan dermaga ini ditandai di google maps dengan nama dermaga ex presiden. Singkat cerita harga yang harus dibayarkan untuk jasa penyebrangan yang memakan waktu ± 10 jam ini adalah Rp.115.000,-
Sebelum naik saya sempat kan membeli perbekalan untuk persiapan selama di kapal, karena biasanya harga di atas kapal lebih mahal. Hal mengejutkan ternyata saya Bertemu dengan kawan Duta dan Agoy, dua orang yang sudah saya kenal dari awal ketika ikut ikutan dengan forum ini. Betul juga jargon dari Nusantaride "tidak ada orang asing, hanya teman yang belum ketemu" yah ini membuat perjalanan terasa menyenangkan karena saya bisa banyak belajar dari Agoy yang sudah banyak mengukur tanah dan aspal di indonesia, ditambah Duta yang sudah sering jalan bareng tapi semenjak selesai rally andalas November 2016 sudah tidak pernah berjumpa dan berkomunikasi lagi (kecuali kawinan ocos).
Kehangatan diatas meja kapal terasa sekali dan mba Ika (istri Duta) juga sudah saya kenal dari hubungan pertemanan juga urusan kantor. Semakin hangat obrolan ini datang seseorang yang ikut menanyakan tujuan, walau pun sebetulnya ketika parkir motor orang tersebut sempat tanya tujuan ke acara NR kah? Saya jawab dengan iya, sambil senyum dan melengos pergi. Ternyata dia sudah berkawan di facebook dengan saya dan lagi lagi karena forum NR. Akhirnya Uda Hendra Yoska Tanjung bergabung satu meja dengan kami kemudian tidak lama kapal berlayar kami semua tertidur di meja itu juga, karena kamar yang bisa disewa sudah penuh. Untuk informasi kapal tersebut menyediakan layanan kamar yang harganya berawal dari 200 hingga 600 ribu. Ditambah ada kantin yang selalu buka selama pelayaran berlangsung.
Pagi hari kami terbangun dan langsung merencanakan riding bersama walaupun awalnya dari kami akan melakukan perjalanan seorang diri saja, point pertama adalah rumah orang tua dari Duta untuk menitipkan Mba Ika yang datang mengunjungi mertua ( Dutanya pergi soalnya ) lalu lanjut langsung Ranau. Simpel aja sih turun kapal jam 1 ( kapal jalan jam 2, ngaret dari jadwal) langsung sampai rumah orangtua Duta dan tidak lupa makan tekwan dan pempek buatan mamah Duta yang sangat enak ( jujur nih pempek enak banget dulu waktu kesini bareng istri dan anak mereka nambah terus, tentu ini menjadi kesan yang mendalam karena selain nikmat keramah tamahan orang tua Duta membuat saya teringat terus ).

Lampung sudah dekat


Ketemu di kapal


Santapan nikmat dirumah orang tua Duta


Alhasil perjalan jam 2 siang kita awali dari Kedaton Lampung menuju Ranau via lintas barat. Awalnya kami sempat tercecer karena jalan macet dan belum mengenal satu sama lain hanya saya dan Duta didepan tapi Agoy dan Uda Tanjung hilang entah kemana dan salah arah di pertigaan akhirnya kami berinisiatif mengejar dan ketemu dengan mereka, itu aja sih ngak kompak nya tim ini selebihnya tidak ada RC / Sweeper / Anggota dalam rombongan semua bebas didepan selama sanggup aja. Silih berganti kami bertukar posisi dikarenakan tiba tiba si RC mentok ato tercecer jadinya di susul, karena pada intinya kami berempat mulai menakar kemampuan masing masing rider dan motornya. Sehingga kami sadar ini bukan balapan atau unjuk kehebatan hanya aksi buka gas dengan kecepatan konstan. Bahkan hanya satu sekali istirahat di mini market (10 menit) sebelum kami sampai di hutan bukit barisan jam 4 sore dan keluar jam 5 sampai sebuah insiden kecil membuat uda Tanjung keluar jalan dan mengnonaktifkan windshieldnya. Sebatang langsung jalan lagi karena tujuan masih jauh sampai akhirnya magrib saya bertemu rombongan cumi dan jo di Krui. Perjalan kami lanjutkan dengan total 8 kendaraan menuju liwa hingga akhirnya di daerah muara 2 saya dan Duta tancap gas karena tidak betah dengan celana basah, maklum hujan hujanan ngak pakai jas hujan.
Tak jauh dari tempat kami meninggalkan rombongan ternyata tempat acara sudah dekat dan ramai penuh sesak oleh tenda tenda para sahabat yang lebih dulu sampai dan kami bertemu dengan teman teman yang sudah biasa saling ledek di dunia maya. Selang beberapa menit kemudian rombongan yang lain sampai juga dan motor Agoy menjadi sorotan karena spek motor yang tidak ada di pasaran, karena spek yang dia gunakan merupakan prototype dari pabrikan TVS.
Hal yang pertama saya lakukan adalah mencari penginapan karena kami berempat memang sudah niatan tidak tidur di tenda, beruntung panitia mencari tempat yang strategis kali ini dimana lokasi menenda bersebelahan dengan bungalauw yang bisa disewa dan harganya terjangkau untuk kami ber empat yaitu Rp.440.000,- dengan sarapan pagi untuk dua orang, adapun penambahan sarapan hanya Rp. 15.000,- sahaja. Tentu saja ini kami bagi berempat yang hasil biayanya jadi lebih ringan. Sebelum tidur di kamar yang luas ini ( kamar tidurnya saja bisa untuk kami berempat ) kami mencari makan malam tak jauh dari lokasi dan setelahnya langsung mandi dan istirahat untuk mengembalikan stamina yang terkuras.

Akhir dari windshield


Ngisi waktu di jalan, poto by Agoy


Sampe juga


Pagi yang indah diawali dengan sarapan dan canda tawa bersama teman teman ada yang sudah siap siap pulang, ada yang baru datang wah pokoknya seru lah dan tempat menginap kami menjadi tempat terbuka untuk teman teman yang memerlukan mck.
Setelah siang menjelang perjalanan kami lanjutkan untuk pulang jam 2 siang dan dimulai lah drama ini. Dari awalnya ban uda Tanjung yg kempes kemudian sistim pengereman belakang charming yang jebol begitu juga Agoy. Ditambah Duta yang menghilang gegara ngeladenin akamsi kebut kebutan. Hahahahahah. Setelah menyusuaikan untuk kembali grup riding kami mampir ke Krui untuk memperbaiki cakram charming dan apache prototype yang makan waktu satu jam (si charming ini yg lama) akhirnya kami lanjutkan dan keasikan memacu adrenalin dengan tak henti hentinya menarik gas, entah mengapa si charming mendadak mati. Dugaan sih spul mati karena pas ganti busi dan cdi masih tetep mati. Ok fix storing karena jarak yang harus ditempuh adalah 177km. Dan posisi sudah Magrib tapi bukan maen tidak ada wajah tegang dan panik dari kami semua cukup isi perut lalu pikirkan apa yang terjadi kemudian, sempat pak polisi menawarkan untuk menunggu pick up di kantor polisi tapi Agoy punya ide exstream, charming ditarik saja oleh motor TVS prototypenya saja sekalian tes motor ucapnya, dan hebatnya lagi dia Bawa tali Nautical robe yang bentuknya kecil tapi kekuatannya luar biasa walaupun panjangnya cuma 4 meter tapi menjadi juru selamat. Awalnya saya sempat ragu karena hal yang kami lalukan adalah hal beresiko tinggi, karena :
*Jarak tempuh yang jauh
*Tidak yakin dengan kekuatan tali
*Medan yang menanjak dan berliku (bukit barisan coy ditambah tanjakan mayat yang melegenda)
*Daerah hutan lindung, dipastikan tidak ada rumah
*Hanya motor 200cc yang narik dengan beban tarikan ±300kg (motornya kok yang berat)
*Belum pernah jalan bareng

Motor prototype


 



Masalah pertama, cakram ngebul


Foto dulu sebelum badai masalah


Ah tapi itu cuma teori kami berempat saling mengisi dalam perjalanan ini Duta dan Uda Tanjung silih berganti berada di depan dan belakang sementara Agoy sibuk menahan liarnya motor prototypenya. Dan luar biasa kami melibas berbagai medan jalan dengan kondisi tersebut selama 4'5 jam non stop sampai di pelabuhan Panjang kota Lampung. Dimana kami sampai jam 11:30 malam dan dikecewakan petugas bahwa tiket sudah tidak bisa dijual. Namanya juga persatuan penjahat yang ada tuh tukang tiket diintimidasi kami ber 4 hingga akhirnya menyerah dan memberikan 4 tiket kami, ditambah ada 3 orang lagi yang ikut beli tiket, ketiga orang ini juga ikut acara di Ranau, sayang lupa kenalan.
Sesampainya dikapal ternyata ini kapal yang kami naiki sewaktu berangkat, maklum jadwal kapal ini hanya ada tiga kali karena kapal sendiri hanya ada 3. Yah walaupun tiga panjangnya hampir mencapai 200 meter dan perlu untuk di tarik kapal yang lebih kecil untuk bersandar/meninggalkan dermaga. Dikapal kami bertemu teman teman d'lenong dari Bekasi. Kapal baru melepaskan jangkar jam 3:30an menuju Priuk. Sesampainya bongkar muat terganggu dengan nyangkutnya truk  di pintu keluar masuk kapal yang memakan waktu  2 jam. Hingga akhirnya bisa keluar dan pergi kejalan raya untuk berpisah dan memesan Go.box mengangkut Charming ke rumah, karena bengkel langganan tutup di tanggal merah, akhirmya Charming masih ngegeletak tak berdaya di garasi. Sekian.

Posisi ditarik, 177 km


Aktifitas di dalam tenda, eh kapal maksudnya

Terimakasih untuk rekan seperjalan dadakan kali ini, Karena kalian sangat berarti.

Foto team senam ranau 2016. đŸ“·baong

Rabu, 23 November 2016

Tunggu aku edelweiss




Perjalanan seorang diri yang terasa begitu nikmat karena ditengah kesibukan rutinitas yang terjadi saat ini masih sempat untuk melakukan perjalanan ulangan yang sering dilalui dengan mobil, yah tujuan kali ini sudah sering saya lakukan dengan moda akomodasi roda empat dan lewat jalur bebas hambatan yang palingan hanya memakan waktu ±4 jam untuk sampai dilokasi. Kali ini si charming glinding lagi, tepatnya tanggal 5 November 2016. Disaat Jakarta ramai akan aksi unjuk rasa pemimpin mereka yang terduga sebagai penista agama, saya justru memilih melakukan perjalanan luar kota. Sebetulnya jikalau menggunakan jalan utama jarak hanya ±300km an. Tapi saya memilih jalan yang agak lebih jauh, Seorang teman yang tinggal disana sudah mengajak untuk berangkat bareng dari cianjur tapi saya menolak karena dia pakai mobil dan supir, nanti kasian supirnya disuruh bawa charming ke Cirebon xixixixixi.
Setelah semua selesai di chek perjalanan dimulai jam 10 pagi menuju Cianjur via Jonggol, dan masuk kearah Purwakarta melewati Janggari. Jalan yang ok dan berkelok memaksa si charming menari nari hingga azan sholat jumat memaksa untuk berhenti dan sekalian lanjut makan siang. Lepas itu perjalanan dilanjutkan kearah bandung tapi sudah sedari awal saya memang memilih lewat jalur yg menuju subang via Wanayasa, sebelum itu sempat isi pertamax Rp.100.000,- untuk kebutuhan perjalanan. Ternyata jalannya asik banget sepi dan cendrung teduh hingga akhirnya sebelum keluar Sumedang jalannya dah kayak sirkuit belok beloknya, ampe pegel! kalau tidak salah daerah Cikalong. Setelah mendapati tempat yang enak untuk beristrahat di sebelah sungai Cimanuk daerah Tomo, Majalengka untuk sekedar melepas dahaga dengan degan, perjalanan dilanjutkan langsung menuju Batu luhur ( kawasan wisata baru di cirebon ) untuk menunggu teman yang tadi di cianjur sampai. waktu sampai adalah jam 8 malam dan cuaca di kisaran 18 derajat tidak butuh alasan lagi untuk tidak memesan mie instan pake telor xixixixi. 


Jalur di pinggiran Cirata

Waduk Cirata

Jalan Menuju Bandung

Di daerah Subang banyak sekali penjual Nanas, karna daerah ini termasuk penghasil Nanas yang manis dan enak.

Istrahat Di tepian sungai Cimanuk

 Pemandangan Cirebon dari ketinggian di warungnya seorang sahabat


Sekitar jam 12an teman yang dinanti tiba dan mengajak untk melanjutkan perjalan menuju bukit 1000 bintang, tapi saya memilih tidur disini saja karna pastinya di atas sana ( bukit 1000 bintang ) cuaca akan lebih exstream lagi.

Setelah pagi datang saya langsung menuju air terjun yang langsung jatuh di setu tespomg, dan melanjutkan ke mata air pujangga. 

Air terjun Tespong, ada dua satu lagi disisi sebelahnya, tapi lupa kepoto

Setu Tespong yang airnya jatuh langsung dari mata air Pujangga yang melalui Curug Tespong terlebih dahulu.

Nah ini mata air Pujangga, yang konon aliran airnya hanya seperempatnya saja untuk memenuhi kebutuhan daerah Cirebon.


Ternyata sahabat yg dinanti sudah datang karena semalam dia pamit pulang dulu untuk bertemu keluarganya dan langsung mengajak untuk menuju bukit 1000 bintang dengan naik mobil 4 x 4. Karna memang hanya kendaraan jenis ini yang boleh untuk naik dan menapaki jalur. Tapi pengecualian untuk charming karena undangan dari dari pengelola tempat wisata langsung. Jalan menuju lokasi sangat menantang dengan balutan tanah dan batu batu cadas dan memang lebih cocok untuk kendaraan yang bermodel trail, tapi saya rasa metic juga bisa yang penting modal nekadnya banyak. Ada hal yang menarik dari kunjungan saya sebelumnya ialah sudah terdapat tempat penginapan berupa bangunan permanen dan toilet umum saat ini di lokasi. Bahkan ada turis dari vietnam yang datang untuk berkunjung. Di tambah jalur menuju taman edelweiss sudah terbuka luas, nah dari jalan untuk melihat bunga abadi hanya diperlukan beberapa langkah, tentu tindakan ini harus dilandasi dengan keinginan menjaga dan melestarikan tanaman ini dengan tidak mengambilnya untuk kebutuhan pribadi. Maklum banyak sekali orang yang jahil dan tidak bertanggung jawab sering memanfaatkan hal ini untuk mencuri dan merusak hal yang harusnya lestari. untuk itu bila anda berkunjung ketempat ini jangan lupa untuk hanya mengambil foto saja, balik lagi ketempat areal utama dari resort ini yaitu sibukit 1000 bintang, disini kita bisa mendirikan tenda untuk bisa melihat indahnya pemandangan kota cirebon dan megahnya taburan bintang diatas gunung ciremai. Hal yang sangat jarang sekali saya lihat dikota besar dikala bintang tanah dan langit bersatu. tapi pemandangan itu saya lewati hari ini karena ada keperluan yang harus di urus di kota cirebon pada malamnya.
Minggu pagi sebelum pulang sahabat menawarkan agar sebelum pulang dipijit terlebih dahulu, hal yang sulit untul ditolak kwakakakakak. Akhirnya jam 1 siang setelah pijit dan makan langsung saya menuju rumah yang katanya gps hanya 341km saja. jalan menuju kadipaten dan dilanjut tembus sumedang dan cadas pangeran akhirnya macet didaerah entah saya lupa dan langit menunjukan gelapnya saya memilih mampir ke rumah sahabat Ade Genta, untuk sekedar berteduh eh malah dikasih hotwheals dan makan kwakakak. Keasikan ngobrol akhirnya saya pamit jam 10 malam menuju rumah dan sampai jam 12an langsung nonton inter milan 

Terlihat tenda dimana itu adalah spot dari bukit 1000 Bintang


Jalan menuju lokasi, cocok untuk poto prawed.

Disini tuh paling asik bakaran dan seduh kopi dan teh

Kemegahan Gunung Ciremai dikala pagi


Indahnya taburan langit malam

Pemandangan Cirebon diwaktu malam

Kang mas Ade "Brutus" Genta (padahal genta kan tokoh ditektif cilik di Konan)

Klik disini untuk melihat pesona lain dari Bukit 1000 Bintang.

Selasa, 10 Mei 2016

Menanti gerhana



Dah kelamaan, tapi dari pada ilang potonya. Yah niat melakukan perjalanan ODT kali ini adalah menyaksikan gerhana matahari pada tanggal 9 maret yang konon katanya jarang sekali terjadi. Persiapan yang dilakukan simple saja hanya nurunin mesin supaya gesit aja si charming. Perjalanan dilakukan rabu pagi setelah mesin baru naik jam 3 pagi dan setelah chek sana sini akhirnya berangkat dari bengkel jam setengah empat pagi. Riding santai menuju lokasi yaitu Bukit Habibi di Pelabuhan ratu yang mana lokasi ini sangat pas untuk melihat matahari terbit menurut saya ( tidak perlu jalan kaki, warung banyak ) sesampainya di lokasi jam setengah enam dan segera memesan secangkir teh panas sembari menunggu kedatangan sang fajar, yang ada malah ketiduran. Dan di bangunkan dengan teriknya sengatan matahari yang waktu itu langsung menyinari.

Sebelum berangkat porting dulu coy


Menjelang terbit
 Sayang malah ketiduran

Menyesal juga sih tidak bisa liat prosesnya secara langsung tapi apa mau dikata jalan pulang masih jauh, iya masih jauh karena rute yang saya ambil adalah menuju Malimping dan tembus Jasinga.
Jalur menuju bayah rusak parah, ini dikarenkan adanya penambangan semen dan pembuatan dermaga di teluk Bayah. Sesampainnya di kota Bayah menuju Malimping jalan mulus sekali, tidak lupa saya sempatkan untuk menyantap siang di pantai Air Hujan.

Nampak kejauhan pantai Bayah

Pantai Air Hujan



Makan siang 60 ribu


Setelah sarapan perjalanan dilanjutkan menuju Gunung Kencana yang mana hujan lebat sekali pada saat itu sampai kota Rangkas malah. Perjalanan terus dilanjutkan walaupun saat itu tidak menggunakan jas hujan, Jaket sih aman sejahtra karna menggunakan produk dari A1AM GEAR yang menahan curahan hujan ke jaket tapi celana jeans nya basah sampai ke dalem dalem. Santainya berkendara saat itu membuat perjalanan yang harusnya 4-5 jam menjadi 8 jam. Karena saya tiba di rumah sekitar jam 9 malam.

Neduh dulu

Pemandangan pulang di Rangkas

NRDAY2016


Sebuah kegiatan tahunnan yang diselenggarakan oleh Nusantaride. Untuk tema kali ini adalah kembali ke alam, dengan pemilihan lokasi di pantai Sampenan di daerah Kalianda – Lampung, yang berlatar belakang gunung Raja basa sebagai pemandangan langsung dari pantai. Kegiatan ini sudah di publikasikan jauh sebelum hari H, kalau tidak salah dua bulan sebelumnya tempat dan waktu di umumkan. Tentu saja ini membuat para peserta dapat mempersiapkan diri dengan maksimal.
Bagi saya, persiapan yang dilakukan cukup matang. Yaitu dengan bawa barang seadanya saja yang tentunya berpengaruh kepada aerodinamis kendaraan jikalau bawa barang kebanyakan (modus). Alhasil satu tas saja cukup dan satu tail bag. Kemudian persiapan selanjutnya si Charming gw panasin ke kantor setelah 2 bulan mendem di garasi dari seminggu sebelum keberangkatan. Anehnya masalah rem blong terakhir dipakai sudah berangsur baik malah sekarang pakem pancen oye.
Hari selasa gw tidak masuk kerja, bukan karna persiapan tapi karna deman. Badan drop yang memaksa harus istrahat 2 hari ( sesuai surat keterangan sakit dari dokter ). Sakit ini mempengaruhi berbagai jadwal keberangkatan dan membuat ragu apakah berangkat atau tetap dirumah saja. Alhasil kamis sore sekitar jam 5 diputuskan untuk berangkat via Jasingga dan Tenjo yang mana keluarnya di daerah dekat Balaraja. Jalur yang dilaluipun mulus lancar dan hanya sedikit saja jalan rusaknya. Dengan kepenuhan hati dan gas terus sampai juga kota Serang jam setengah tujuh. Pas banget jam segini untuk makan malam dan persis setalah gapura selamat dating di kota Serang ada yang jualan sop kambing. Mampir dulu biar ngak kelaperan. Setelah keringatan dan kenyang perjalanan dilanjutkan untuk menuju pelabuhan Merak sembari menghindari rombongan grup riding yang banyak sekali saat itu yang mana merupakan liburan akhir pekan yang panjang.
Perjalanan menuju pelabuhan Merak banyak sekali lampu merah yang detiknya diatas satu menit hingga akhirnya jam 8 an sampai di pelabuhan. Dengan membayar Rp.45.000,- untuk tiket kapal dan penumpang si Charming diarahkan ke dermaga ??? ( lupa gw ) dan langsung menunggu antrian bongkar muat kapal yang memakan waktu hanya sekitar 30 menit. Hingga akhirnya charming di parkir di lantai 2.

Jarak dari rumah menuju lokasi

Makan malam penambah darah

Posisi di kapal

Pemandangan pelabuhan Bakahuni


Setelah terombang ambing dilautan selama 4 jam ( 2 jam berlayar, 2 jam bongkar muat) akirnya bisa gas pol menuju lokasi acara yang kurang lebih 40 menit. Sempat saat menanjak charming mati mesin, ternyata belum di isi pertamak dia alias tangki kosong. Turunkan kran dan segera mencari pom bensin terdekat, sempat beberapa kali menjumpai pom bensin yang tutup tapi kurang lebih 10 km dari lokasi masih ada yang buka, setelah mengisi sesuai kebutuhan perjalanan dilanjukan kembali tampa kendala sama sekali.
Setibanya di lokasi sudah ada Uda teddy dan Banna yang menjadi panitia registrasi yang dengan sigap mengarahkan menuju lokasi. Segera langsung saja menuju warung untuk makan dan ternyata bertemu om Jeri Baharudin alias Heri, yang tanpa pamrih menawarkan hammock nya untuk beristrahat yang ternyata punya om Andre. Tawaran emas jangan disia siakan kawan.

Abang Jeri yang baik hati nawarin tempat bermalam 

Hammock dipinjemin Abang Jeri yang ternyata punya Om Andre, Makasih yah om

Hari ke dua
Setelah bermalam dengan nyenyak dan syahdu di iringi debur ombak dan ayunan angin, aktivitas hari ini pun dimulai dengan bertemu teman teman dan melihat acara yang sangat menarik yang disiapkan oleh panitia. Tapi buat gw yang lebih seru ialah bersanda gurau dengan para sahabat.

Pemandangan bangun pagi 

Rada siangan

Makan siang

Berenang

Begaya

Bikin api unggun


Hari ke tiga
Pulang, iya rangkaian acara sudah selesai dan membuat kita harus berpisah. Bersama beberapa sahabat kami melanjutkan perjalanan pulang menuju pulau jawa, Ivan dan Temy mengarahkan teman teman untuk mengitari gunung Rajabasa, gw yang sudah beberapa kali melintas jalur ini memilih posisi di belakang saja karna mau santai. Hingga setelah melewati gerbang pantai Batu Guci Kapal si Charming lemot ternyata eh ternyata rem belakangnya nyangkut alhasil harus di buang minyaknya yang ternyata juga mengakibatkan rem belakang blong sehingga menjadi pajangan saja menuju Bogor. Setelah selesai dengan masalah segera si charming diarahkan mengejar teman teman yang jalan di depan.

Foto biar dikira ke pantai

Hammock punya Nano

Saat rem blong

Yang laen istrahat eh dia minta poto

RCnya bang Ucon


Masuk pulau jawa, rombongan pawai mengular layaknya kereta api dan bang ucon sedikit lupa soal jalan maka meminta agar gw jadi RC ( demen bener dah gw kalo ini mah ) dan sisa gw ma Aswin doank. Hehehehehehe hingga akhirnya kita istrahat di dekat alun alun kota Serang. Lepas dari tempat ini kami berpisah karna gw, Ivan dan Temy memilih jalur Tenjo yang tembus Jasingga.

Perjalanan santai saja kami lakukan sempat beberapa kali bertemu dengan rombongan NR dan komunitas roda dua kami hanya mengambil posisi sebelah kanan saja karna dah mulai ngantuk dan lelah. Jalur alternative yang kami ambil lengang dan lancar hingga sampai depan pintu rumah jam menunjukan pukul 3 pagi. 

Suasana dikapal

Rest dulu di Jasinga